Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent (hati-hati) pada tahun 2025.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyampaikan bahwa penyaluran kredit perseroan meningkat 11,6 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp775,87 triliun pada 2024 dari Rp695,09 triliun pada 2023.
“Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6 persen dan konsumer yang meningkat 14,5 persen,” kata Novita Widya Anggraini dalam “Press Conference Paparan Kinerja BNI Fiscal Year 2024”, di Jakarta, Rabu.
Ia menyatakan bahwa perusahaan anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan sebesar 79,7 persen yoy dengan profitabilitas yang tetap terjaga.
Kualitas aset juga terjaga dengan tingkat kredit macet (non-performing loan/NPL), indikator risiko kredit (loan at risk/LAR), serta credit cost yang masing-masing turun menjadi 2 persen, 10,3 persen, serta 1,1 persen.
Novita mengatakan bahwa berkat pertumbuhan kredit yang sehat dan disertai dengan efisiensi operasional, perseroan mampu memperbaiki nilai pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP).
“Secara quarterly (triwulan), PPOP periode tiga bulanan di kuartal IV-2024 ini menyentuh angka tertinggi, yaitu sebesar Rp9,5 triliun, sehingga total PPOP sepanjang tahun 2024 ini mencapai Rp34,83 triliun,” ujarnya lagi.
Dia menyatakan bahwa walaupun kualitas aset dan kinerja perseroan tercatat positif, pihaknya tetap mengutamakan kehati-hatian dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global saat ini.
Novita menuturkan bahwa perseroan pun telah melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara memadai selama tahun lalu, terlihat dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8 persen serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8 persen.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6 persen pada tahun 2024.
Berkat insentif KLM tersebut, ia menyatakan bahwa pihaknya mampu mencatat pertumbuhan kredit yang sehat dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 96 persen.
Dengan pertumbuhan kredit yang sehat dan didukung dana pihak ketiga (DPK) yang kuat dengan nilai mencapai Rp805,5 triliun hingga akhir Desember 2024, perseroan mampu menjaga rasio Net Interest Margin (NIM) di level 4,2 persen.
Selain itu, Net Interest Income (NII) juga konsisten tumbuh secara triwulan, sehingga BNI berhasil mencatatkan total NII sebesar Rp40,48 triliun pada tahun lalu.
“Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent (hati-hati) pada tahun 2025,” ujar Novita.
Baca juga: BNI memperkuat tata kelola perusahaan dukung Astacita
Baca juga: Laba BNI naik 2,87 persen menjadi Rp21,5 triliun sepanjang 2024
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025