Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan museum kepresidenan di Istana Bogor bernama Balai Kirti, Sabtu pekan lalu (18/10) di Bogor, Jawa Barat.

Hadir dalam kesempatan itu, Ibu Negara Ani Yudhoyono, juga didampingi oleh Wakil Presiden Demisioner Boediono dan Ibu Herawati Boediono serta para menteri demisioner, kepala lembaga hingga duta besar negara sahabat.

Sejumlah menteri itu antara lain Menteri Pekerjaaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.Nuh, hadir juga antara lain Menteri Koordiantor Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangesti, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Kapolri Sutarman dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Moeldoko, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) demesioner Irman Gusman. Hadir pula sejumlah budayawan dan seniman.

Turut hadir juga Presiden ke-3 Indonesia B.J.Habibie, Istri presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid dan Putri mantan Presiden Soeharto, Siti Hediati. B.J.Habibie bahkan mengajak putranya, Ilham Habibie dan sang cucu.

"Alhamdulilah kita semua dapat hadir untuk bersama-sama menyaksikan peresmian museum kepresidenan Balai Kirti dan museum Kepresidenan di Yogya," kata Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya.

Yudhoyono menjelaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pendahulunya.

Oleh karena itu melalui museum yang titik beratnya adalah profil para presiden ini, bangsa Indonesia bisa memetik berbagai pelajaran masa lalu untuk pembelajaran masa depan.

Sementara itu M. Nuh mengatakan keberadaan museum kepresidenan Balai Kirti bertujuan menanamkan nilai-nilai menghargai pemimpin bangsa kepada generasi muda.

"Museum ini dibangun untuk anak cucu kita, generasi muda, untuk mengenal para pemimpin negara dan menanamkan nilai-nilaimenghargai," ujar M. Nuh.

Balai Kirti yang berlokasi di komplek Istana Bogor mempunyai makna bangunan yang menyimpan dan menyajikan berbagai benda bersejarah peninggalan perjalanan kepemimpinan para presiden Indonesia.

"Museum ini rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa," katanya menambahkan.

Museum itu menyimpan barang-barang berharga milik enam pemimpin terdahulu yakni Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Benda-benda bersejarah terdiri dari foto, buku, lukisan, benda seni, catatan-catatan dan lainnya.

Nama 'Kirti', diambil dari bahasa sansekerta yang berarti tindakan yang membawa kemasyhuran atau kemuliaan.

Dengan begitu, Museum tersebut dijadikan sebagai bentuk penghormatan kepada para presiden dan tentunya dapat mengedukasi masyarakat.

Museum Kepresidenan RI Balai Kirti didirikan di atas lahan seluas 3.211,6 meter persegi dan pembangunannya sudah dimulai sejak tahun 2013.

Pembangunannya didasari atas ide dari Presiden Yudhoyono yang kemudian dikoordinasikan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Untuk pembangunan fisik dikerjakan oleh Kementerian PU sedangkan Kemendikbud bertugas mengkoordinir museum dari koleksi, tata pamer, pengorganisasian alur kunjungan, fasilitas hingga sarana dan prasarana. Kemdikbud juga mengurusi tentang pembuatan buku mengenai presiden pertama hingga keenam serta film dokumenter mengenai sejarah dan kisah hidup presiden dimana terdapat dua versi film yang disiapkan, yaitu versi pendek (3 menit) dan versi lengkap (50 menit).

Museum tersebut memiliki tiga lantai yang terdiri dari tiga bagian. Lantai pertama adalah galeri kebangsaan dimana di lantai tersebut akan disajikan mengenai sejarah bangsa seperti naskah proklamasi, lambang negara, Pancasila, UUD 1945, Sumpah Pemuda dan peta digital yang menggambarkan wilayah NKRI.

Lantai kedua adalah galeri kepresidenan dan di lantai tersebut akan disajikan berbagai peristiwa, prestasi dan sosok enam presiden yang pernah memimpin RI yaitu Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Lantai ketiga adalah taman terbuka yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai setelah berkeliling museum.

Advertorial

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014