Jakarta (ANTARA News) - Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) yang monumental dan bernilai tinggi dari sisi sejarah diharapkan dapat menjadi warisan kenangan dunia atau Memory of the World (MoW), kata Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Mustari Irawan.

"Kami berharap arsip KAA bisa menjadi warisan dunia," ujarnya di Jakarta, Sabtu.

KAA yang berlangsung 18 hingga 25 April 1955, menurut dia, juga menghasilkan sebuah karya monumental berupa Dasasila Bandung, yang intinya mendukung hak asasi manusia, mengakui integritas setiap bangsa dan negara, mengutamakan perdamaian dunia, serta pengakuan hukum internasional.

"Begitu dahsyatnya pengaruh KAA dalam kehidupan internasional memberikan bukti nyata kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang patut diperhitungkan," katanya.

Di tengah riuhnya seruan revolusi mental, ia mengemukakan, KAA juga berkontribusi bagi bangsa Indonesia.

"Masyarakat dapat mengambil nilai-nilai luhur yang terdapat dalam pelaksanaan KAA sebagai nilai yang diwariskan para pendahulu bangsa bagi generasi penerusnya," ujarnya.

ANRI, dikemukakannya, telah mengajukan arsip KAA sebagai Memory of the World ke organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO).

"Arsip KAA telah diajukan ke UNESCO pada Maret lalu," katanya.

Dia menjelaskan, selama menanti hasil tersebut, ANRI menggelar kajian akademis dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD).

"FGD digelar untuk menyelami dan menyebarluaskan nilai-nilai universal KAA yang harus dilestarikan," katanya.

ANRI bersama Komite MoW Indonesia mengajak sejumlah pakar, antara lain Prof. Dr.Ing. Wardiman Djojonegoro, Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Agr, Prof. Arief Rachman, M.Pd, dan Dr. Mukhlis Paeni yang akan menggelar kegiatan pada Senin mendatang (27/10).  (*)

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014