Sekarang banyak sekali festival-festival musik jazz, seperti JakJazz, Java Jazz, Sumatera Jazz, dimana-mana ada, ini menjadikan musik jazz berkembang...karena semakin banyak penonton semakin banyak musisi yang tertantang membuat musik."
Jakarta (ANTARA News) - Musisi Jazz kawakan, Beny Likumahuwa menilai perkembangan musik Jazz di Indonesia saat ini sangat pesat dan sangat bagus, terbukti dengan banyaknya festival musik jazz di Indonesia.

"Sekarang banyak sekali festival-festival musik jazz, seperti JakJazz, Java Jazz, Sumatera Jazz, dimana-mana ada, ini menjadikan musik jazz berkembang, mulai dari segi pemusiknya hingga penonton, karena semakin banyak penonton semakin banyak musisi yang tertantang membuat musik," kata Beny Likumahuwa seusai konferensi pers Jazz Goes to Campus di Kampus FE UI, Depok, Jumat (31/10).

Beny bercerita, sebelum tahun 1960, musik jazz merajai Indonesia, namun tahun 1960-an hilang karena munculnya The Beatles. Musik jazz kembali berkembang di Indonesia pada tahun 1974 bersamaan dengan hidupnya kembali musik jazz di negara asalnya, Amerika.

Para pencetus musik jazz, almarhum Jack Lesmana, Bubi Chen, dan almarhum Maryono mulai menggelar pertunjukan musik jazz di Taman Ismail Marzuki.

"Kita mulai dengan tiga orang penonton, tapi setiap enam bulan kita bikin, pertunjukan berikutnya nambah lagi 20 orang, terus bertambah sampai tempatnya tidak cukup," kata Beny.

Menurut Beny, musik jazz mulai dapat diterima kembali oleh masyarakat Indonesia ketika banyak kaset bajakan yang menuliskan lagu-lagu jazz sebagai sampul kaset dari lagu-lagu pop.

"Buat kita tidak jadi masalah walaupun isinya lagu pop, karena yang penting perkataan jazz itu menjadi populer kembali, masuk ke pola pikir orang, sehingga orang mulai senang dengan musik jazz," katanya.

Beny juga berharap musik jazz di Indonesia akan terus berkembang dan menjadi salah satu musik yang digemari di Indonesia

"Yang merajai musik Indonesia saat ini kan dangdut, tapi kita harapkan musik jazz juga bisa menjadi trend buat semua orang," tambahnya.(*)

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014