Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan cara-cara diplomatik untuk membantu pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI) di Miyawaddy, Myanmar.

"Terus kita upayakan cara-cara diplomatik dan juga cara-cara lainnya," kata Menteri P2MI Abdul Kadir Karding di Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jakarta Timur, Selasa.

Menteri Karding menegaskan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, terus berusaha maksimal agar para pekerja migran Indonesia di Myanmar dapat segera kembali ke Tanah Air.

Namun, dia menyadari bahwa upaya itu tidak mudah dilakukan mengingat daerah tempat para PMI itu ditahan, merupakan daerah konflik yang dikuasai oleh kelompok bersenjata.

"Jadi, daerah yang berbatasan dengan Thailand itu, Myawaddy di Myanmar, itu dikuasai oleh kelompok pemberontak, sehingga tidak bisa apa-apa," katanya.

"Kalau kita negosiasi ke Pemerintahan Myanmar maka justru akan tambah masalah. Nah, ini jadi ini soal-soal seperti ini memang terus kita upayakan cara-cara diplomatik dan juga cara-cara lainnya yang tidak perlu saya sebutkan di sini karena itu akan ada konsekuensi dan risikonya," ujar dia lebih lanjut.

Karding menegaskan bahwa Kementerian P2MI tidak memiliki kerja sama penempatan PMI baik dengan Thailand, Myanmar, maupun Kamboja.

Sementara, para pekerja migran yang terjebak di Myanmar tersebut menggunakan visa turis, dan memperoleh informasi pekerjaan di Myanmar dari media sosial, sehingga KP2MI juga tidak memiliki data para pekerja tersebut.

"Tapi, semampu kami, kami akan coba menjaga melindungi keluarga kita itu," ucap Menteri Karding.

Baca juga: KP2MI gagalkan pemberangkatan 7 CPMI non-prosedural ke Oman, Qatar

Baca juga: KP2MI bantu pemulangan jenazah PMI korban penembakan di Malaysia

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025