Moskow (ANTARA News) - Bank Sentral Rusia melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk memperlemah fluktuasi nilai tukar, karena mata uang nasional Rusia rubel telah memasuki "zona perbatasan," seorang pejabat senior bank sentral mengatakan Rabu.

"Kami telah memasuki zona perbatasan. Saat ini, kami terus melakukan beberapa intervensi untuk menghindari kejutan yang serius ke pasar," Ksenia Yudayeva, wakil gubernur Bank Sentral Rusia, mengatakan kepada wartawan, lapor Xinhua.

Rubel dengan cepat terdepresiasi terhadap dolar AS dan euro selama berbulan-bulan, berturut-turut memecahkan rekor bersejarah.

Bank sentral akan menggunakan "alat-alat lain" untuk mencegah penurunan rubel terus menerus, kata Yudayeva.

Bank sentral mengumumkan pada Rabu bahwa ia akan membatasi volume harian operasi devisa menjadi 350 juta dolar untuk menstabilkan rubel.

Pihaknya juga memperkenalkan kesepakatan pembelian kembali mata uang asing selama 12 bulan sejak Rabu untuk memastikan operasi stabilitas industri perbankan negara itu dan mengurangi tekanan pada rubel.

Yudayeva menambahkan bahwa bank sentral akan mengubah semua skenario kebijakan moneter-keuangan untuk 2015-2017.

"Akan ada gambaran umum proses di pasar keuangan berkaitan dengan ekspektasi inflasi, perilaku masyarakat dan situasi perusahaan-perusahaan," kata kantor berita Interfax melaporkan mengutip pernyataan Yudayeva.

Yudayeva memperkirakan pasar mata uang Rusia akan seimbang kembali pada akhir 2014 dan, dalam hal ini, paket langkah-langkah bank sentral akan dilaksanakan untuk memastikan stabilisasi mata uang nasional.

Pada Jumat (31/10), bank sentral meningkatkan suku bunga acuan sebesar 1,5 persentase poin menjadi 9,5 persen hingga akhir kuartal pertama 2015 untuk menstabilkan inflasi dan mengurangi tekanan di pasar valuta asing. (A026/E008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014