London (ANTARA News) - Para pelajar Indonesia di Jerman yang tergabung PPI Jerman dan PPI Franken bekerjasama dengan KBRI Berlin, mengelar International Conference of Integrated Intellectual Community (ICONIC) bertempat di Technische Hochschule Nurnberg George-Simon-Ohm, Sabtu.

Public Relations ICONIC 2014, Vanda Nur Ilmi kepada Antara London, Sabtu mengatakan konferensi yang menjadi wadah Forum Masyarakat Intelektual mengambil tema "Global Competitiveness and developing nations: A Strategic approach towards holistic development."

ICONIC adalah konferensi internasional yang menjadi wadah bagi komunitas intelektual dari berbagai elemen masyarakat untuk berkumpul dalam satu forum sebagai think tank' juga didukung Siemens, DAAD, IS Journal, Indonesia Nurnberg e.V., I-4 dan Nurnberg Wirtschaftsrefera.

PPI Jerman dan PPI Franken sebagai inisiator mengharapkan akan ada gagasan baru yang muncul bertautan dan berdialektika selama konferensi untuk memperbaiki kondisi berbagai bidang tidak hanya dalam konteks ASEAN, tetapi juga negara manapun yang melihat itu relevan.

Tema besar kali ini dibedah menjadi enam sub-kategori, yaitu bisnis dan ekonomi, sumber daya manusia, sains dan teknologi, pengembangan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan sosial, serta pengembangan industri.

Pembicara kunci dalam ICONIC 2014 adalah Gerhard Merkel, dosen komunikasi internasional, negosiasi dan manajemen di departemen of Business Administration di Technische Hochschule Nurnberg Georg-Simon-Ohm. Sebagai pelaku bisnis di Asia Tenggara, Merkel berpengalaman dalam mengkaitkan bisnis, politik dan infrastruktur.

Pembicara lain Josef Winter adalah CEO PT. Siemens Indonesia sejak Oktober 2012. Sebagai orang nomor satu di Siemens Indonesia, Winter melihat Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya mempunyai potensi besar menjadi negara industri. Hanya saja, kekurangan sumber daya manusia berkeahlian tinggi menjadi salah satu tantangan besar.

Selain itu Ilham Habibie, MBA , CEO PT. Ilthabi Rekatama yang berkeinginan memproduksi pesawat buatan Indonesia, pemilik holding company l bergerak di 10 bidang bisnis sekaligus pengalamannya dalam lembaga negara seperti Komite Inovasi Nasional dan Indonesia-German Advisory Group, mempunyai pengetahuan mendalam yang dapat mensinergikan bisnis, industri dan pembuat kebijakan.

Sementara itu Dr Warsito Taruno, M.Eng pendiri dan CEO CTECH Labs Edwar Technology, pernah menjabat wakil menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia 2009-2011. Melalui temuannya yang diberi nama ECCT, Warsito berhasil menemukan alat untuk menyembuhkan kanker yang berpotensi besar menjadi game-changer dalam dunia medis.

(H-ZG)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014