Surabaya (ANTARA News) - Ketua Senat Akademik Universitas (SAU) Airlangga Surabaya Prof Dr Drs Fendy Suhariadi MT menegaskan bahwa Tiongkok dan Amerika mengincar pil KB pria yang diciptakan Farmakognosi Unair Surabaya Prof Dr Bambang Prajogo EW MS Apt.

"Tiongkok dan Amerika menawar pil KB pria yang ditemukan peneliti Unair, bahkan Tiongkok sangat aktif, tapi kami (Unair) masih berharap pemerintah sendiri yang memproduksinya," katanya di Kampus C Unair Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

Saat membuka Sekolah Wakil Rakyat yang digagas Dewan Legislasi Mahasiswa (DLM) Unair dan dihadiri 130 mahasiswa dari belasan universitas, ia menjelaskan pihaknya sudah menawarkan pil KB pria itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2012).

"Tapi, mungkin mendekati masa akhir pemerintah Presiden SBY, sehingga tawaran kami agar pemerintah memproduksi sendiri pil KB pria itu tidak direspons," katanya dalam acara yang dihadiri anggota DPR Pramono Anung itu.

Hingga kini, Unair masih bertahan agar pil KB pria bisa diproduksi Indonesia sendiri. "Kami sendiri merasa eman (sangat disayangkan) kalau harus dijual kepada Tiongkok atau negara lain," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap kepada politisi senior PDIP Pramono Anung untuk menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya mohon kepada Mas Pramono Anung untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi," katanya.

Ia menambahkan pil KB pria itu tidak mengandung efek samping sama sekali, karena dari bahan alami, bahkan sangat berguna bagi masyarakat terkait "baby booming" yang melanda Indonesia akibat program KB yang terabaikan.

"Dengan minum pil KB pria itu akan membuat kaum perempuan tidak akan hamil. Peneliti kami sudah melakukan penelitian dengan tingkat keberhasilan hingga hampir 100 persen," katanya.

Secara terpisah, guru besar Ilmu Farmakognosi Unair Surabaya Prof Dr Bambang Prajogo EW MS Apt mengatakan pil KB pria dibuat dari tumbuhan Gendarusa (Justicia Gendarussa Burm.f).

"Sudah ada massalisasi penanaman Gendarussa untuk industri itu, tapi teknisnya jangan sekarang," kata peneliti Gendarussa sejak tahun 1987 hingga 2011 itu.

Sementara itu, Rektor Unair Prof Fasich berhalangan hadir karena sedang memantau pengabdian masyarakat di Ngantang, Malang, yang berbentuk pemeriksaan ternak sapi, pelatihan composing (pembuatan pupuk kompos), pembuatan handicraft/kerajinan, dan pengasapan ikan. Di bidang peternakan sapi, pemeriksaan ditargetkan untuk 300-an ekor sapi.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014