Jakarta (ANTARA) - CEO Indodax, perusahaan crypto exchange, Oscar Darmawan mengungkapkan permintaan terhadap aset kripto di Indonesia masih tinggi, meskipun harga Bitcoin mengalami penurunan.
Hal itu, lanjutnya, terlihat dari jumlah transaksi yang terus meningkat pada platform Indodax yang mana total transaksi di Januari 2025 mencapai Rp16,019 Triliun atau sekitar 12,02 persen dari total transaksi selama 2024.
"Meskipun ada koreksi, pasar kripto Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan, yang menandakan bahwa minat terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap solid," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Beberapa hari terakhir Bitcoin mengalami koreksi yang signifikan setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) pada Januari 2025 sebesar 108.000 dolar AS.
Pada 3 Februari 2025, harga turun menjadi 91.000 dolar AS, menurun lebih dari 15 persen namun, pada 4 Februari 2025, harga Bitcoin sempat kembali naik dan tercatat mencapai 101.000 dolar AS sebelum akhirnya kembali turun pada 10 Februari 2025 menjadi 95.000 dolar AS.
Oscar Darmawan menjelaskan dalam pasar yang dinamis seperti ini, koreksi harga adalah bagian dari siklus alami, di mana fluktuasi harga dapat mempengaruhi sentimen pasar.
"Namun, kami tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin," ujarnya.
Dia menambahkan meskipun pasar mengalami koreksi, faktor fundamental Bitcoin tetap kuat, termasuk adopsi yang semakin luas, baik oleh investor ritel maupun institusional.
Di Indonesia, lanjutnya terjadi pertumbuhan yang signifikan, tercermin dari data yang menunjukkan total transaksi kripto yang mencapai Rp650,61 triliun pada tahun 2024, meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut dia, meskipun koreksi harga terjadi dalam jangka pendek, potensi Bitcoin untuk rebound sangat besar hal itu didukung dengan latar belakang pasar yang lebih matang dan kesadaran akan aset digital yang terus berkembang.
Dia menambahkan, meskipun ada penurunan harga Bitcoin saat ini, para investor yang mengikuti prinsip Dollar-Cost Averaging (DCA) dapat memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.
"Koreksi harga ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk membeli Bitcoin dengan harga lebih rendah, terutama bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang," ujarnya.
Baca juga: Analis nilai pasar kripto bergerak dinamis imbas kebijakan Trump
Baca juga: Nilai transaksi aset kripto bisa di atas Rp1.000 triliun pada 2025
Baca juga: Analis: Pasar kripto bertahan dalam tekanan usai pengumuman The Fed
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025