Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengimbau keluarga agar mendampingi warga lanjut usia saat melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Selain untuk mempermudah pendaftaran melalui aplikasi, pendampingan keluarga juga mempermudah untuk menjelaskan kondisi pasien kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.

"Tidak semua masyarakat kita familiar dengan gadget atau HP dan sebagainya. Mereka (harus) dibantu termasuk lansia," kata Teguh saat dijumpai di Jakarta Timur, Senin.

Tentu saja kalau terkait masalah skrining pribadi, warga lanjut usia (lansia) perlu juga didampingi oleh anggota keluarga. "Anggota keluarga itu harus ngomong, ini pribadinya gimana? Tolong masyarakat untuk lansia, kiranya bisa didampingi oleh keluarga," katanya.

Baca juga: Program cek kesehatan gratis tak termasuk pengobatan dan tindakan

Kendati demikian, Teguh mengatakan petugas di Puskesmas juga siap untuk membantu apabila masyarakat kesulitan dalam menggunakan aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan Program CKG dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai usia.

Yakni CKG hari ulang tahun, CKG sekolah serta CKG khusus bagi ibu hamil serta bayi baru lahir.

"Ada kelompok muda 6 tahun, kemudian kelompok dewasa 18 sampai 59 tahun dan kelompok lansia. Itu adalah kelompok yang masuk ke kriteria cek kesehatan gratis ulang tahun," katanya.

Baca juga: Segera unduh aplikasi SSM untuk dapat layanan kesehatan gratis di DKI

Masing-masing kelompok memiliki pemeriksaan yang berbeda-beda. "Intinya adalah semua dilakukan pemeriksaan antropometri, tinggi badan, berat badan, lingkar perut kalau untuk dewasa. Kemudian pemeriksaan gula darah, HB,” kata Ani.

Selain itu, ada juga pemeriksaan kesehatan gigi hingga kesehatan ototnya. Jika ada risiko, maka pihaknya juga akan melanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium.

“Untuk urium creatinin, HIV, semua sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemeriksaan lanjutan dari pasien. Dan juga bisa dilakukan pemeriksaan EKG, apabila dibaca ada risiko," katanya.

Selain itu juga dilakukan deteksi untuk kanker. Untuk kanker payudara menggunakan pemeriksaan sadanis. "Kemudian juga untuk kanker paru dan kanker serviks kami menggunakan IVATES," katanya.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025