Jakarta (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan hingga saat ini, belum dibutuhkan tenaga kesehatan tambahan di puskesmas untuk melayani program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

"Sampai saat ini kita belum perlukan penambahan lagi. Tapi, andaikata jumlah target sasaran itu kan untuk pemeriksaan ini ada sekitar 9,2 juta, pastinya nanti akan makin banyak," kata Teguh di Jakarta, Senin.

Di Puskesmas Kecamatan Pulogadung yang ditinjau oleh Teguh, terdapat 160 tenaga kesehatan yang akan melayani masyarakat. Sehingga, dia menilai jumlah ini masih mencukupi dan belum perlu ditambah.

Baca juga: PCO: Cek kesehatan gratis adalah hak seluruh rakyat Indonesia

Teguh mengatakan pihaknya akan tetap memperhatikan penambahan jumlah peserta cek kesehatan gratis untuk melihat apakah di lapangan sudah memerlukan tenaga kesehatan tambahan atau tidak.

"Kita pasti akan diskusikan usul-usul itu, kalau makin banyak lagi (peserta), kita juga harus berpikir. Sejauh ini belum," kata Teguh.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menuturkan bahwa target cakupan peserta CKG Jakarta mencapai 9,2 juta orang untuk tahun ini. Ia berharap angka tersebut bisa dicapai secara keseluruhan.

Ia menuturkan pihaknya akan mengusahakan berbagai cara agar sosialisasi dan pelaksanaan CKD bisa maksimal.

Baca juga: Pj Gubernur DKI minta sosialisasi program CKG perlu ditingkatkan

Sementara itu, masyarakat yang ditemui di Puskesmas Kecamatan Pulogadung pun mengaku senang dengan adanya program CKG tersebut.

Salah satunya adalah Marlina (74). Dirinya mengatakan bahwa dengan mengikuti CKG, dirinya jadi mengetahui kondisi kesehatannya.

“Bagus (programnya). Jadi kita bisa cek diri sendiri. Kayak saya sekarang. Saya kira saya ada diabetes, ternyata nggak ada,” kata Marlina.

Baca juga: Kemenkes: Pendaftaran Cek Kesehatan Gratis cukup dengan KTP

Kendati demikian, masyarakat juga berharap bahwa program ini tak hanya sebatas pemeriksaan, tetapi bila terdiagnosa penyakit dapat ditangani dengan cepat.

“Mestinya sekalian ada pengobatannya. Jadi nggak periksa doang,” kata Harujin (62).

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025