Strategi keamanan masa depan harus fokus kepada pencegahan daripada aksi balasan dengan berbagai pertimbangannya
Karachi (ANTARA) - TNI Angkatan Laut mengajak angkatan laut dari 60 negara peserta AMAN Dialogue di Karachi, Pakistan, Senin, untuk bersama-sama fokus menyusun strategi mencegah konflik di laut, khususnya di Samudera Hindia yang menjadi topik utama forum dialog tersebut.
Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Komando Armada I Laksamana Pertama TNI Mohammad Taufik, yang mewakili TNI AL dalam forum AMAN Dialogue 2025 di Akademi Angkatan Laut Pakistan, Karachi, meyakini stabilitas, resolusi konflik, dan keamanan maritim harus menjadi prioritas seluruh angkatan laut.
"Strategi keamanan masa depan harus fokus kepada pencegahan daripada aksi balasan dengan berbagai pertimbangannya," kata Laksamana Pertama (Laksma) Taufik saat berbicara dalam forum multilateral AMAN Dialogue 2025.
Dia kemudian melanjutkan ada tiga langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan itu. Pertama, memperkuat interoperabilitas dengan menyepakati standar yang sama dalam latihan, memperbanyak misi atau operasi gabungan, dan menetapkan protokol komunikasi yang sama antarsesama angkatan laut.
Taufik meyakini langkah-langkah itu dapat meningkatkan efektivitas merespons berbagai jenis ancaman yang didasari pada pemahaman yang sama antarsesama angkatan laut di kawasan.
Kedua, Laksma Taufik menekankan perlunya masing-masing angkatan laut untuk memperkuat diplomasi pertahanan maritim yang melibatkan aktor-aktor di luar kalangan militer, yaitu akademisi, pembuat kebijakan, dan industri. Ketiga, Danguspurla Koarmada I melanjutkan angkatan laut dari negara-negara di kawasan perlu meningkatkan kerja sama penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, mengingat dalam bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim menuntut respons yang cepat dan lebih terkoordinasi antarsesama angkatan laut.
Oleh karena itu, TNI AL, sebagaimana disampaikan oleh Laksma Taufik, meyakini forum dialog multilateral seperti AMAN Dialogue menjadi krusial karena banyak pihak dari beragam latar belakang berkumpul bersama untuk membahas ancaman-ancaman baru (emerging threats), berdiskusi mencari kerangka kebijakan yang tepat, dan membahas penggunaan teknologi dalam keamanan maritim.
Di penghujung sesinya, Laksma Taufik kembali menekankan keamanan maritim merupakan tanggung jawab bersama. "Tidak ada satu negara pun yang dapat mengatasi seluruh ancaman sendirian," kata dia.
Kemudian, kolaborasi lintas sektor perlu dipertimbangkan oleh angkatan laut dalam menyusun respons yang efektif untuk mengantisipasi ancaman, baik yang sifatnya tradisional seperti teror, bajak laut, penyelundupan, maupun yang bersifat non-tradisional seperti misalnya dampak perubahan iklim di laut atau perang siber.
"Komitmen untuk menjaga keberlangsungan kekayaan dan sumber daya di laut membutuhkan kerja sama yang berkelanjutan, kegiatan-kegiatan yang membangun rasa saling percaya antarsesama angkatan laut, dan inovasi. Kami berkomitmen untuk memelihara perdamaian, menjaga keamanan, dan membangun kerja sama dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, karena kami negara non-blok dengan kebijakan luar negeri bebas aktif," tutur Taufik.
Terakhir, dia pun mengajak delegasi angkatan laut dari negara-negara peserta AMAN untuk menindaklanjuti hasil diskusi selama 2 hari menjadi kerja sama dan kolaborasi yang konkret.
"Keberhasilan AMAN Dialogue tidak berakhir hanya dengan sebatas diskusi. Hasil dari dialog ini harus berujung pada aksi-aksi konkret yang dapat memperkuat keamanan dan stabilitas maritim," sambung Taufik.

Di AMAN Dialogue 2025, Laksma Taufik berbagi panggung dengan pembicara lainnya, yang di antaranya Laksamana Pertama Jasim bin Mohammad bin Ali Al Belushi dari Angkatan Laut Oman, kepala staf ke-20 Angkatan Laut Pakistan Laksamana (Purn.) Muhammad Zakaullah, perwakilan UNODC untuk Pakistan Troels Vester, dan Laksamana Pertama Ben Aldous dari Angkatan Laut Inggris. Lima pembicara, termasuk Laksma Taufik, berbicara pada sesi pertama hari kedua AMAN Dialogue dengan topik utama kerja sama maritim.
AMAN Dialogue untuk pertama kalinya digelar oleh Angkatan Laut Pakistan dalam rangkaian AMAN Exercise 2025. Forum dialog itu berlangsung selama 2 hari pada 9 Februari 2025 sampai dengan 10 Februari. Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Laksamana Naveed Ashraf, Minggu (9/2), membuka forum tersebut, dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dijadwalkan menutup AMAN Dialogue pada Senin sore.
Dalam kegiatan itu, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi turut hadir memimpin delegasi dari Indonesia.
Baca juga: KSAL Pakistan lihat pengalaman Indonesia atasi tantangan modernisasi
Baca juga: AMAN Dialogue kumpulkan 60 negara bahas ancaman di Samudera Hindia
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025