Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengusulkan program strategis nasional untuk peningkatan produksi daging dan susu sapi untuk mencapai target pembangunan nasional.
“Program ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan hewani, tetapi juga berkontribusi pada Trisula Pembangunan, yakni pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat mengadakan pertemuan strategis dengan Consolidated Pastoral Company (CPC) Australia, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Saat ini, sektor peternakan di Indonesia didominasi peternak perorangan sebesar 99,95 persen dengan mayoritas peternak gurem yang memiliki rata-rata 2-3 ekor ternak.
Meskipun demikian, pendapatan terbesar sektor ini berasal dari perusahaan besar yang hanya mencakup 0,01 persen dari total unit usaha.
Dia menerangkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada peternakan menunjukkan indeks harga yang diterima peternak lebih rendah dibandingkan subsektor lain. Hal ini mengindikasikan keuntungan peternak masih terbatas, dan perlu terus dimaksimalkan dengan berbagai kebijakan yang memperkuat sektor peternakan.
Komoditas peternakan seperti daging sapi dan susu saat ini berada dalam status defisit, sementara komoditas seperti telur dan daging ayam menunjukkan surplus.
“Rendahnya produktivitas, populasi ternak yang menurun, serta rantai pasok yang belum optimal menjadi tantangan utama dalam sektor pengembangan sektor peternakan,” ujar Rachmat.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, Bappenas disebut telah menetapkan sejumlah program prioritas, termasuk pengembangan pangan hewani dan pengendalian penyakit asal hewan.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025