Kita prihatin karena penderita diabetes naik seiring dengan naiknya pertumbuhan ekonomi suatu regional. Kita tentu mau menikmati hidup lebih panjang, tetapi justru pola makan tidak terkontrol dan kurang aktivitas fisik,"
Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan pertumbuhan ekonomi yang pesat di suatu wilayah justru memicu diabetes melitus untuk masyarakatnya karena cenderung kurang aktivitas fisik.

"Kita prihatin karena penderita diabetes naik seiring dengan naiknya pertumbuhan ekonomi suatu regional. Kita tentu mau menikmati hidup lebih panjang, tetapi justru pola makan tidak terkontrol dan kurang aktivitas fisik," kata Has di Jakarta, Kamis.

Pada tahun 2014, penderita diabetes melitus di Indonesia ada di kisaran 9,1 juta orang. Dalam jangka panjang penderita diabetes melitus dapat mengancam keberlangsungan program pemerintah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk penanggulangan penyakit gula ini.

"Justru besok (14/11) sebagai hari Peringatan Hari Diabetes Sedunia kita patut bersedih untuk banyaknya penderita diabetes. Hari besar memang biasanya dekat kaitannya dengan perayaan, tetapi kita justru bersedih untuk hari itu," kata Has.

Untuk itu, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu menekankan pentingnya setiap individu menjaga kesehatannya, terutama bagi mereka di kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat.

Dia menyarankan agar masyarakat mengendalikan perilaku hidup, mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, dan menghentikan kebiasaan merokok, serta menghindari konsumsi alkohol.

Senada, Executive Vice President Chief of Staffs Novo Nordisk, Lise Kingo, mengingatkan pentingnya masyarakat untuk memanfaatkan setiap jengkal ruangan publik untuk melakukan aktivitas fisik demi menjaga kebugaran dan menghindarkan diri dari diabetes.

"Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat, gedung-gedung tinggi juga makin banyak di setiap sudut kota. Hal ini mengurangi lokasi untuk masyarakat dalam melakukan aktivitas fisik. Tentu hal ini perlu diperhatikan agar jangan makin membuat masyarakat enggan melakukan gerak dan menerapkan pola hidup sehat," kata dia.

Oleh karena itu, dia sangat mengharapkan seluruh pemangku kepentingan agar memperhatikan pembangunan infrastruktur yang memicu masyarakat untuk terus bergerak demi kesehatan dan kebugaran tubuh.

"Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya harus mengupayakan fasilitas publik yang memungkinkan masyarakat untuk aktivitas fisik. Fasilitas yang mudah diakses untuk warga dalam berjalan, berlari, bersepeda, berenang, dan aktivitas fisik lainnya," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014