Jakarta (ANTARA) - Kepala Pelatih Pelatnas PBSI Mulyo Handoyo menyebut mengutamakan kualitas sebagai tolok ukur untuk menilai peserta seleksi nasional PBSI yang berlangsung di pelatihan nasional (pelatnas) PBSI, Cipayung, Jakarta.

Menurut Mulyo Handoyo, meski ada kuota lima pemain saat mencari bakat baru tunggal putra, namun kuota tersebut tak diwajibkan untuk diisi penuh karena sangat tergantung dari kualitas para peserta dalam memenuhi kriteria dari tim pelatih untuk menembus Cipayung.

"Kami memang ada butuh berapa slot. Tapi kan tidak harus selalu memenuhi kuota itu karena kami juga mesti lihat kualitas juga," kata Mulyo Handoyo kepada pewarta di Jakarta, Rabu.

"Jadi itu yang kami utamakan. Bukan kuotanya berapa tapi kami melihat kualitas," imbuh Mulyo Handoyo.

Mulyo Handoyo mengatakan juara seleksi nasional ini juga akan dipertimbangkan sebagai prioritas utama untuk bisa masuk ke pelatihan nasional (pelatnas).

Meski demikian ia tak menutup mata dengan bakat-bakat lain yang dinilai mempunyai potensi untuk bisa masuk ke tunggal putra di tingkat pratama yang kini diisi tiga pebulu tangkis.

"Karena kan tunggal putra tingkat pratama yang ada sekarang cuma tiga. Saya butuh tambah lima untuk menjadi delapan, tapi itu tidak harus semua terpenuhi. Artinya tergantung dari kualitas dari pemain," ujar Mulyo.

Seleknas PBSI digelar 11 hingga 15 Februari diikuti 13 klub dari seluruh Indonesia yang mengirim 111 atlet berusia di bawah 19 tahun di berbagai sektor.

Baca juga: Apri dalam kondisi fit jelang tampil di Orleans Terbuka 2025

Baca juga: Ginting sebut progres penyembuhan cederanya kian membaik

Baca juga: Mulyo Handoyo nilai Chico punya banyak kelemahan

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025