Sekarang trennya adalah permintaan produk yang ramah lingkungan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut furnitur berbahan baku ramah lingkungan dan berkelanjutan akan menjadi tren dunia di masa depan.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin Krisna Septiningrum mengatakan, kepedulian masyarakat global terhadap masalah lingkungan semakin meningkat. Oleh karenanya, produk-produk dengan bahan baku ramah lingkungan, termasuk furnitur memiliki nilai yang lebih tinggi.

"Sekarang trennya adalah permintaan produk yang ramah lingkungan," ujar Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin Krisna Septiningrum di Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Yulis Anggunita Kurniasih mengatakan konsumen di Eropa dan Amerika memiliki minat yang lebih tinggi terhadap produk-produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Bahan baku seperti kayu, rotan dan bambu menjadi produk yang lebih banyak dicari oleh masyarakat di kota-kota besar dunia. Selain itu, penggunaan material furnitur yang dapat didaur ulang juga menjadi salah satu tren di masa depan.

"Kita menanggapi tren ramah lingkungan, environmental awareness semakin meningkat, terutama konsumen-konsumen di Eropa dan Amerika. Jadi mereka lebih memilih furnitur yang ramah lingkungan, sustainable," kata Yulis.

Tak hanya yang berbahan ramah lingkungan, lanjut Yulis, model furnitur yang lebih modular dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau customized menjadi pilihan dari konsumen muda.

Sementara itu, Kemenperin mencatat bahwa industri furnitur Indonesia mampu menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 827.170 orang pada 2024 dan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) di sektor pengolahan non migas sebesar 1,2 persen.

Total nilai investasi dari sektor ini mencapai Rp4,2 triliun pada 2023. Di tahun yang sama, ekspor industri furnitur tercatat sebesar 1,85 miliar dolar AS, turun 25 persen dari 2022 yang senilai 2,47 miliar dolar AS.

Dari sisi impor, tren furnitur mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir yakni 0,72 miliar dolar AS pada 2023 dan 0,70 miliar dolar AS pada 2022.

Baca juga: Kemenperin efisiensi anggaran Rp883 miliar dari pagu awal

Baca juga: Soal premanisme ormas di kawasan industri, Kemenperin cari solusi

Baca juga: PMI manufaktur Januari naik, Kemenperin yakini ekonomi ikut tumbuh

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025