Kami berharap media dapat terus berperan sebagai penyampai pesan dakwah yang damai dan bermanfaat,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia akan menggelar Anugerah Syiar Ramadhan 2025 pada April, sebagai bentuk apresiasi terhadap media yang menghadirkan program yang inspiratif dan berkualitas.
"Penghargaan ini bertujuan untuk mendorong media televisi dan radio menyajikan program siaran yang membangun kesadaran sosial dan memperkuat nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad di Jakarta, Kamis.
Rencana gelaran itu disampaikan Abu Rokhmad saat Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Jakarta, Kamis.
Selain praktisi siaran keagamaan di media, acara yang digelar di Wisma Kementerian Agama, Jakarta itu juga dihadiri komisioner KPI, MUI, dan tokoh agama untuk membahas pedoman siaran keagamaan selama bulan Ramadhan.
Baca juga: KPI: 16 program televisi masih melanggar aturan siaran Ramadhan
Abu Rokhmad menegaskan bahwa forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antara Kemenag, KPI, MUI, dan akademisi dalam memastikan bahwa siaran agama benar-benar berkualitas dan berdampak positif bagi masyarakat.
"Kolaborasi ini sangat penting agar penyiaran agama semakin relevan, inspiratif, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menyejukkan. Kami berharap media dapat terus berperan sebagai penyampai pesan dakwah yang damai dan bermanfaat," kata Abu.
Abu mengatakan peningkatan kualitas siaran keagamaan akan terus didorong melalui pembinaan dan apresiasi terhadap media yang menghadirkan program berkualitas.
Ia juga menegaskan bahwa Surat Edaran Menteri Agama No. 9 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan merupakan acuan utama dalam penyiaran keagamaan yang menyejukkan dan mendukung harmoni sosial.
"Masyarakat lebih terbuka terhadap pesan keagamaan di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, media harus memastikan bahwa program-program yang disajikan benar-benar membawa manfaat bagi umat, selaras dengan nilai kebangsaan, toleransi, dan kepedulian sosial," ujarnya.
Baca juga: Ketum MUI sebut penghargaan tayangan Ramadhan jaga kualitas siaran
Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu juga menekankan pentingnya lima fokus utama dalam siaran keagamaan di media.
Nantinya lima poin itu akan menjadi aspek penilaian dalam kegiatan Anugerah Syiar Ramadhan 2025.
Pertama, siaran yang menyejukkan dan kredibel. Kemenag mendorong media menghadirkan ulama yang kompeten dan memastikan siaran agama memberikan ketenangan bagi masyarakat.
Kedua, keadilan sosial dan kesetaraan. Siaran agama harus mencerminkan nilai keadilan sosial sesuai Deklarasi Istiqlal, yang mengedepankan keseimbangan antara nilai religius dan kemanusiaan.
Ketiga, kesadaran lingkungan dalam dakwah. Media didorong untuk memasukkan perspektif lingkungan dalam siaran agama guna meningkatkan kepedulian terhadap keberlanjutan alam sebagai bagian dari ibadah.
Keempat, memperkuat harmoni sosial. Media memiliki tanggung jawab membangun hubungan sosial yang harmonis dengan menghindari ujaran kebencian serta menyajikan program yang membangun toleransi antarumat beragama.
Terakhir, mendorong solidaritas dan kepedulian sosial. Program siaran agama di bulan Ramadhan diharapkan menampilkan kisah inspiratif tentang semangat berbagi dan gotong royong untuk menggerakkan masyarakat dalam aksi sosial.
Baca juga: MUI sayangkan masih ada program televisi Ramadhan berpotensi melanggar
Baca juga: MUI pantau tayangan televisi saat Ramadhan
Baca juga: MUI ajak lembaga penyiaran isi Ramadhan dengan tayangan berkualitas
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025