Beijing (ANTARA) - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), akan menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter dan menyesuaikan intensitas serta pengaturan waktu untuk kebijakan dengan situasi, berdasarkan kondisi ekonomi dan keuangan domestik dan internasional serta operasi pasar keuangan, menurut laporan yang dirilis PBOC pada Kamis (13/2).
Tujuannya adalah untuk menjaga kecukupan likuiditas dan memastikan bahwa pendanaan sosial dan pertumbuhan pasokan uang selaras dengan target negara untuk pertumbuhan ekonomi dan tingkat harga secara keseluruhan, ungkap laporan kebijakan moneter kuartal keempat 2024 PBOC.
Perangkat kebijakan moneter China terus diperkaya dan cakupan fungsi kebijakan moneternya diperluas, sebut laporan itu.
Sejak 2013, bank sentral China tersebut telah mengurangi rasio persyaratan cadangan (reserve requirement ratio/RRR) sebanyak 29 kali, menurunkan rata-rata RRR dari 20,1 persen menjadi 6,6 persen.
Pinjaman yang dipinjamkan kembali (relending loan) yang belum dilunasi, termasuk pinjaman fasilitas peminjaman jangka menengah, mencapai 11,4 triliun yuan (1 yuan = Rp2.243) atau setara 1,59 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.365) pada akhir 2024, mewakili 28,8 persen dari total aset PBOC.
Pada 2024, PBOC melakukan pembelian bersih obligasi pemerintah bernilai total 1 triliun yuan, yang jika digabungkan dengan instrumen moneter lainnya mempertahankan tingkat likuiditas yang lebih dari cukup.
Selanjutnya, PBOC akan mengadopsi kebijakan moneter yang longgar secara moderat dan meningkatkan dukungan keuangan lebih lanjut untuk mendorong inovasi teknologi dan meningkatkan konsumsi, menurut laporan tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025