Jakarta (ANTARA) - Pemberlakuan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk-produk Kanada bukanlah hal yang diharapkan dari sebuah negara bertetangga yang berhubungan baik selama ini, demikian ucap Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen.

“Kami meyakini tarif tersebut sama sekali tak bisa dibenarkan. Secara objektif, jika mengesampingkan migas, Amerika Serikat justru mencatatkan surplus dalam perdagangan Kanada-AS,” kata Hussen dalam konferensi pers di sela-sela kunjungannya ke Jakarta, Jumat.

Memenuhi janjinya saat berkampanye dalam pemilihan presiden, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada awal Februari untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen terhadap impor dari China.

Menurut Hussen, AS dan Kanada adalah mitra dagang yang penting bagi satu sama lain, dan hubungan perdagangan keduanya terbukti membawa manfaat, termasuk membuka lapangan kerja bagi jutaan orang di AS maupun Kanada.

Mengingat baiknya hubungan dagang antara AS dan Kanada, Hussen memandang seharusnya tidak ada alasan bagi AS untuk tiba-tiba memberlakukan tarif masuk impor atas produk buatan negaranya.

“Karena itu, dari pesisir timur ke pesisir barat Kanada semuanya meyakini bahwa tarif tersebut sama sekali tak bisa dibenarkan dan benar-benar tak masuk akal,” kata dia.

Meski demikian, menteri menegaskan bahwa Kanada memiliki hak membalas dan siap melaksanakan respons di tingkat nasional apabila AS bersikukuh memberlakukan tarif atas produk-produk Kanada.

Saat ini, pemberlakuan tarif atas produk Kanada di AS ditangguhkan selama 30 hari. Ia pun berharap supaya penangguhan tersebut tetap bertahan dan produk Kanada tak lagi terdampak tarif impor ke AS.

“Kami punya hak membalas, dan kami akan membalas dengan sangat tegas semua bentuk tarif atas produk Kanada yang tidak adil dan tak dapat dibenarkan,” ucap Hussen, menambahkan.

Kanada jadi bagian AS

Sementara itu, terkait wacana Presiden Trump supaya Kanada menjadi “negara bagian ke-51” AS, Hussen menganggap hal tersebut sangat absurd dan konyol.

“Terus terang saja, wacana tersebut tidak pantas dikeluarkan oleh negara tetangga yang bermitra baik dan bersekutu dengan kami,” kata menteri Kanada itu.

Ia pun menegaskan bahwa Kanada adalah negara berdaulat dengan sejarah, identitas, dan cita-citanya sendiri yang unik serta “tidak akan pernah menjadi bagian Amerika Serikat.”

Baca juga: Dampak Tarif Baja dan Aluminium Trump terhadap Perekonomian AS

Baca juga: Pakar: Tindakan diperlukan untuk cegah kebijakan tarif Trump

Baca juga: Brasil tolak perang dagang dengan AS meski terdampak tarif 25 persen

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025