Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Philips J.Vermonte mengungkapkan persamaan sejarah dan visi untuk Palestina menjadi beberapa faktor yang memperkuat hubungan solid antara Republik Indonesia dan Turki.

Dalam keterangan resmi PCO, di Jakarta, Jumat, dijelaskan bahwa Dari sisi sejarah kedua negara sama-sama pernah berjuang melawan imperialisme di masa lalu, dan dari sisi visi untuk Palestina kedua negara bersepakat mendukung kemerdekaan bagi Palestina.

"Indonesia dan Turki secara konsisten menentang imperialisme. Hari ini, kedua negara sahabat sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengadvokasi solusi kemanusiaan di Gaza. Pun, TurkI secara konsisten mengutuk kekejaman yang dilakukan Israel di Timur Tengah," ujar Philips.

Membahas lebih rinci persamaan sejarah antara RI dan Turki, ternyata keduanya sudah memiliki hubungan yang erat sejak abad XVI. Saat itu, Kesultanan Utsmaniah yang menjadi cikal bakal Turki telah menjalin relasi dengan sejumlah kesultanan di Nusantara yang adalah cikal bakal RI. Di periode tersebut, keduanya memiliki kesamaan pandangan untuk menentang imperialisme dari Eropa.

Lalu, di masa kini, hubungan Indonesia dan Turki semakin menguat dengan komunikasi politik yang dijalin dan dibina antarkedua Kepala Negara yang tengah menjabat yaitu Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Persahabatan keduanya dipertunjukkan juga dengan kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia yang disambut hangat oleh Presiden Prabowo untuk membahas sejumlah kemitraan strategis dan juga pandangan penting menanggapi isu global.

Philips mengatakan persahabatan dengan Turki adalah pelaksanaan politik bebas aktif Indonesia yang telah menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan.

Dalam konteks kebijakan luar negeri Turki, Indonesia masuk kategori brotherly country, yang bermakna sebagai negara sahabat Turki yang memiliki latar belakang yang sama yaitu sama-sama berpenduduk Muslim dan punya kaitan sejarah. Faktor-faktor ini membuat hubungan antara Indonesia dan Turki tidak mengalami kendala dan justru bertambah solid.

Juru Bicara PCO itu berpendapat esensi politik bebas aktif Indonesia, kembali dilakukan dalam pertemuan bilateral antara pemimpin Indonesia dan Turki di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2) termasuk saat merespon hal terkait dengan kemerdekaan Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menegaskan Indonesia berpandangan pada solusi dua negara, two-state solution, di mana bangsa Palestina berhak merdeka. Presiden Erdogan menyampaikan pujiannya atas ketegasan Indonesia dalam membela Palestina tersebut.

Erdogan mengamini sikap politik Prabowo dan siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pembangunan kembali Palestina, pasca konflik dengan Israel baru-baru ini.

Baca juga: Erdogan undang Prabowo hadiri forum Diplomasi Antalya April 2025

Baca juga: Kadin: Kemitraan RI dan Turki berpeluang ciptakan lapangan kerja

Baca juga: RI-Turki kuatkan kolaborasi bidang pertahanan dan keamanan

Menurut Presiden Erdogan, Turki selalu berperan penting dalam memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan serangannya ke Gaza. Pada saat yang sama, Indonesia berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan dan mengerahkan relawan membantu para korban konflik Gaza.

"Tujuan bersama yang terpenting antara Indonesia dan Turki adalah dukungan berkelanjutan bagi penyelesaian konflik di Timur Tengah khususnya mengupayakan perdamaian untuk solusi dua negara, agar Palestina yang berdaulat dan merdeka dapat tercapai," jelas Philips.

Di luar isu keamanan regional dan global, kedekatan kedua negara juga ditampilkan dalam berbagai forum internasional. Indonesia dan Turki menunjukkan partisipasi aktifnya.

Contohnya dalam forum Developing Eight (D-8), Indonesia dan Turki bersama enam negara Muslim berkembang lainnya, membina kerja sama ekonomi untuk mendiversifikasi hubung perdagangan, meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan global dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara-negara anggota.

Lalu dalam hal kebijakan di dalam negeri, Indonesia dan Turki dinilai Philips juga memiliki pandangan serupa dalam mendukung kesejahteraan rakyat yang tentunya membuat kedua negara bertambah solid dalam hal kerja sama.

Salah satu program yang dimaksud ialah pengimplementasian program makan gratis untuk anak-anak. Di Turki program makanan gratis untuk anak prasekolah dijalankan pada 2023 secara nasional dan Indonesia baru-baru ini juga mengambil langkah serupa dengan program makan bergizi gratis (MBG).

"Program pemerintah Turki itu menandai langkah signifikan menuju program makan siang gratis yang lebih luas di sekolah-sekolah di sana. Sementara di Indonesia, awal Januari 2025, telah dimulai program makan bergizi gratis yang ditargetkan akan diberikan kepada seluruh anak sekolah, ibu hamil dan ibu menyusui," tutur Philips.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025