Kami jamin tidak ada pengurangan buku maupun lokasi, dan ini tersebar dari Aceh sampai Papua

Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memastikan tetap menyebarkan seribu buku untuk 10 ribu lokus di seluruh Indonesia, utamanya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) meski mengalami efisiensi anggaran.

"Kami jamin tidak ada pengurangan buku maupun lokasi, dan ini tersebar dari Aceh sampai Papua. Pengelola perpustakaan daerah juga kami berikan pelatihan tentang cara menyusun, memajang, dan melayankan buku melalui daring dengan memanfaatkan kawan-kawan yang terbentuk dalam Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk menjamin agar literasi tetap berjalan," kata Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Jam operasional Perpusnas direvisi, kunjungan hari Minggu tetap dibuka

Ia menegaskan, Perpusnas tetap mengutamakan pelayanan publik untuk tiga program prioritas di 2025, yakni penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan.

“Kegiatan literasi itu akan berhubungan langsung dengan masyarakat. Akses masyarakat untuk bisa membaca di Perpustakaan Nasional, di perpustakaan desa, kabupaten/kota, provinsi, tetap kami utamakan supaya mereka tetap memiliki kesempatan luas untuk meningkatkan budaya membaca dan kecakapan literasinya," paparnya.

Aminudin mengemukakan, perpustakaan akan selalu hadir bagi masyarakat baik dalam bentuk digital maupun cetak.

"Walaupun anggaran dipotong sebanyak 38 persen, tahun ini kami akan lebih fokus untuk mengolah buku cetak yang diserahkan sesuai dengan Undang-undang tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam agar dapat segera dilayangkan langsung dan dimanfaatkan secara digital," tuturnya.

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Kamis (13/2) Aminudin menyampaikan akan mengoptimalkan anggaran di 2025 sebesar Rp441,82 miliar untuk meningkatkan literasi.

Baca juga: Respons keluhan, Perpusnas batalkan pengurangan jam operasional

Awalnya, dana alokasi untuk anggaran Perpusnas sebesar Rp721,68 miliar, yang artinya mengalami efisiensi sebesar Rp279 miliar.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR My Esti Wijayati mengatakan di tengah efisiensi anggaran, Perpusnas harus tetap hadir menjalankan fungsi pokoknya untuk meningkatkan literasi Indonesia.

"Dalam kondisi seperti ini harus ada pilihan strategis yang diambil agar Perpusnas dapat tetap berperan maksimal," ujarnya.

Dalam RDP tersebut, disebutkan bahwa Perpusnas TA 2025 mengalami rekonstruksi efisiensi anggaran sebesar Rp279.858.332.000 (38,8 persen). Dengan begitu, per 13 Februari 2025, alokasi anggaran yang dapat digunakan Perpusnas TA 2025 sebesar Rp441.826.148.000. Rekonstruksi efisiensi anggaran ini merupakan hasil rapat Perpusnas dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Sebelumnya, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025 mengamanatkan efisiensi APBN 2025 sebesar Rp306,695 triliun. Perpusnas merupakan salah satu lembaga yang terkena penghematan anggaran.

Baca juga: Perpusnas optimalkan anggaran Rp441 miliar untuk tingkatkan literasi

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025