Jakarta (ANTARA) - Dampak bencana banjir, longsor, dan angin kencang yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Selatan hingga nyaris mengepung provinsi itu dalam beberapa hari terakhir dipastikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah dapat teratasi dengan baik.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, dan angin kencang terjadi setelah sebagian besar daerah di Provinsi Sulawesi Selatan diguyur hujan intensitas sedang - deras hingga memicu aliran sungai juga meluap.

Berdasarkan data yang diterima BNPB diketahui bahwa Kabupaten Maros menjadi salah satu daerah terdampak banjir paling parah, yakni sebanyak 66 desa di 14 kecamatan terendam banjir sejak Selasa (11/2) pukul 12.00 WITA.

Menurut dia, tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros masih berada di lokasi banjir untuk mendata dan mengevakuasi warga terdampak. Di mana tercatat ada 178.083 warga yang terdampak banjir sampai Kamis (13/2).

"Meski ketinggian air mulai surut di beberapa titik, tapi satu warga Maros yang dilaporkan hilang masih dalam pencarian tim petugas gabungan," kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa penanganan banjir juga dilakukan dengan baik oleh tim petugas gabungan di Kota Makassar sejak Selasa (11/2).

Ibu Kota Provinsi tersebut dilaporkan terendam oleh banjir dengan ketinggian muka air 30 centimeter - 3 meter yang tersebar di 10 kelurahan, hingga mengakibatkan 1.052 kepala keluarga atau 3.903 orang warga mengungsi.

Baca juga: BNPB: 2.164 warga mengungsi akibat banjir di Kota Makassar
Baca juga: BNPB pastikan distribusi bantuan korban angin puting beliung di Luwu

"Pengungsian tersebar di 43 titik pos yang juga sudah dalam pengawasan petugas," kata dia.

BNPB juga menerima laporan tanah longsor melanda Kabupaten Soppeng dalam waktu yang bersamaan dengan bencana banjir yang merendam dua kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan.

Abdul mengungkapkan bahwa Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo menjadi lokasi yang terdampak tanah longsor di Soppeng hingga mengakibatkan tujuh rumah warga rusak dan akses jalan penghubung terputus bahkan tak bisa dilintasi kendaraan bermotor.

Namun, ia memastikan bahwa tim petugas gabungan TNI/Polri dan organisasi perangkat daerah terkait sudah mulai membersihkan material longsor pada Kamis (13/2) pagi.

BNPB mengonfirmasi sampai saat ini data yang diterima mencatat ada 12 rumah rusak sedang-berat akibat angin kencang di Kabupaten Takalar dan 26 rumah rusak sedang di Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan.

Menurut dia dampak kerusakan akibat angin kencang di dua kabupaten tersebut saat ini sudah mulai diperbaiki secara gotong royong oleh warga dan didampingi tim petugas gabungan daerah setempat. BNPB memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa angin kencang ini.

Menanggapi serangkaian bencana ini, BNPB mengimbau masyarakat Sulawesi Selatan untuk selalu memperbarui informasi terkait kondisi cuaca terkini. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan untuk mempersiapkan rencana kedaruratan dengan memastikan kesiapan peralatan penanggulangan bencana, jalur evakuasi, serta tempat evakuasi sementara guna mengantisipasi potensi bencana susulan.

Baca juga: BNPB maksimalkan anggaran Rp956,67 miliar untuk ketahanan bencana
Baca juga: Pratikno pastikan anggaran untuk bencana tak terkena efisiensi

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025