Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menggandeng pihak swasta untuk melakukan pembinaan atlet dan tidak tergantung sepenuhnya dengan anggaran dari pemerintah sehingga diharapkan tidak terpengaruh kebijakan efisiensi anggaran.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Harian PB ISSI Jadi Rajagukguk. Ia juga mengungkapkan bahwa federasi balap sepeda tersebut belum mendapat informasi resmi terkait kebijakan efisiensi anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

"Selama ini PB ISSI tidak tergantung dengan anggaran pemerintah walaupun pemerintah alokasi ke timnas balap sepeda," kata Jadi kepada ANTARA melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.

"Kami belum menerima informasi dari Kemenpora khususnya mengenai pembinaan karena sampai hari ini tim verifikasi belum melakukan verifikasi terhadap timnas."

Akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo memfokuskan program pemusatan latihan nasional (pelatnas) hanya untuk ajang yang diikuti pada 2025.

Dito menjelaskan, sebelumnya, saat mendapatkan alokasi anggaran senilai Rp2,3 triliun, Kemenpora telah menyusun program pelatnas jangka panjang dengan jumlah cabang olahraga yang lebih banyak untuk persiapan menuju Olimpiade 2028.

Namun menurut dia, efisiensi membuat pelatnas difokuskan kepada cabang olahraga prioritas yang dipertandingkan pada ajang tahun ini, yaitu SEA Games 2025.

Sementara, menurut Jadi, SEA Games merupakan "pemanasan" dengan target utama adalah Olimpiade. Hingga saat ini pelatnas balap sepeda di Yogyakarta juga masih berlangsung dan bergulir sepanjang tahun.

Baca juga: Raja Sapta berkomitmen tetap bangun prestasi atlet ACC

"Apa pun yang dilakukan pemerintah dari sisi kami sebagai federasi, kami sudah terbiasa dengan menyiasati pola-pola pembiayaan untuk prestasi," ujar Jadi.

"Teman-teman pengurus urun rembuk berkontribusi dalam hal ini. Selama ini memang sudah ada beberapa perusahaan yang memang membantu PB ISSI."

Jadi mengatakan anggaran terbesar adalah untuk latih tanding atau try out ke luar negeri dalam rangka meningkatkan prestasi atlet.

Tidak hanya itu, anggaran juga digunakan untuk mengikuti single event baik tingkat ASEAN, Asia, maupun dunia. Badan pembinaan prestasi PB ISSI akan mengkaji pemilihan ajang yang akan diikuti oleh atlet disesuaikan dengan posisi atau peringkat mereka, juga kompetitor yang mengikuti ajang tersebut.

Hal itu juga berkaitan dengan sistem pengumpulan poin di cabang olahraga balap sepeda untuk dapat mengamankan tempat di Olimpiade.

Baca juga: Giro d’Italia 2025 bakal start di Albania

Baca juga: Semua atlet para-balap sepeda Indonesia raih medali di Kejuaraan Asia

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025