Studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti BPPP Bitung menunjukkan bahwa air kelapa dapat digunakan secara efektif dalam maskulinisasi ikan nila melalui pakan.
Jakarta (ANTARA) - Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kaji terap inovatif dalam dunia perikanan, salah satunya dengan memanfaatkan air kelapa untuk meningkatkan produktivitas budi daya ikan nila.
"Studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti BPPP Bitung menunjukkan bahwa air kelapa dapat digunakan secara efektif dalam maskulinisasi ikan nila melalui pakan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KKP I Nyoman Radiarta dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan bahwa hasil penelitian itu akan membuka peluang bagi pembudidaya untuk meningkatkan produksi ikan nila jantan dengan cara yang lebih alami, ramah lingkungan, dan ekonomis.
Ia menegaskan, inovasi dalam perikanan budi daya, seperti pemanfaatan air kelapa untuk maskulinisasi ikan nila, tidak hanya mendukung keberlanjutan sektor perikanan, tetapi juga menjadi bagian dari penguatan kapasitas SDM KP. BPPSDM KP merupakan pengampu BPPP Bitung.
“Dengan adanya kaji terap ini, para instruktur, widyaiswara, dan pembudidaya dapat memperoleh ilmu baru yang aplikatif, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di industri KP,” ujar Nyoman.
Kepala BPPP Bitung Natalia menjelaskan bahwa maskulinisasi ikan nila menjadi salah satu metode yang banyak diterapkan dalam budi daya perikanan, karena ikan nila jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina.
Selama ini, kata Natalia, proses maskulinisasi umumnya menggunakan hormon sintetik seperti 17α-metiltestosteron, yang meskipun efektif, berpotensi meninggalkan residu berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
“Kami ingin memberikan alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan bagi para pembudidaya. Dengan menggunakan air kelapa dalam pakan, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada hormon sintetik, tetapi juga memanfaatkan bahan alami yang melimpah di Indonesia,” ujar Natalia.
Dia menuturkan bahwa penelitian telah dilakukan di BPPP Bitung sejak 25 September hingga 22 November 2024. Dalam percobaan ini, larva ikan nila diberikan pakan yang dicampur dengan air kelapa dalam berbagai dosis selama 14 hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa dosis 0,12 ml air kelapa per gram pakan menghasilkan maskulinisasi yang optimal dengan persentase ikan jantan mencapai 66,32 persen.
Penelitian ini pun membuktikan bahwa penggunaan air kelapa tidak berdampak negatif terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan. Bahkan, ikan yang diberi pakan berbasis air kelapa menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan tingkat kelangsungan hidup hingga 98,89 persen.
Inovasi KKP melalui UPT-nya diharapkan mendorong banyak pembudidaya yang beralih ke metode maskulinisasi ikan nila yang lebih alami. Langkah selanjutnya adalah menyusun panduan teknis sederhana agar inovasi ini dapat diimplementasikan dengan mudah di lapangan.
"Kami akan terus mengembangkan penelitian ini agar hasilnya semakin optimal dan bisa menjadi standar baru dalam budidaya ikan nila di Indonesia," ujar Natalia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya mendorong seluruh unit kerja KKP untuk lebih berinovasi. Baik itu di bidang pelayanan maupun inovasi yang kaitannya untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan.
Baca juga: KKP kembangkan ikan nila srikandi andalkan teknik budi daya inovatif
Baca juga: Prabowo tebar benih nila di Karawang dukung penyediaan protein MBG
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025