Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean meninjau langsung proses pengemasan dan kualitas durian di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang hendak diekspor ke China.
Saat mengatakan pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Parigi Moutong, untuk mengakselerasi ekspor produk pertanian Indonesia ke China, khususnya produk durian.
"Kami mengunjungi rumah kemas dan kebun durian di Parigi Moutong. Kami meninjau langsung proses pengemasan dan kualitas durian yang akan diekspor ke China," kata Sahat dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan bahwa kunjungan itu merupakan bagian dari upaya Badan Karantina Indonesia untuk memastikan bahwa produk pertanian Indonesia memenuhi standar kualitas internasional dan dapat bersaing di pasar global.
Ia menuturkan, Barantin berkomitmen untuk mendukung para petani dan pelaku usaha di Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk mereka sehingga dapat diterima di pasar internasional.
"Kunjungan ini adalah salah satu langkah konkret kami untuk memastikan bahwa produk durian dari Sulawesi Tengah memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor, dalam hal ini China," ujar Sahat.
Sahat kembali menekankan pentingnya mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh General Administration of Customs China (GACC).
Barantin harus memperhatikan dengan seksama setiap persyaratan yang ditetapkan oleh GACC, baik di kebun maupun di rumah kemas.
"Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk durian kita dapat diterima dan diakui di pasar China," tegasnya.
Sahat juga menyoroti pentingnya traceability atau ketertelusuran asal-usul produk pertanian, dalam hal ini buah durian, mulai dari registrasi kebun hingga proses pengemasan.
"Traceability adalah kunci untuk memastikan keamanan dan kualitas produk kita," ujar dia.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025