Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio melakukan panggilan telepon dengan para mitranya di Eropa pada Selasa (18/2) setelah pertemuan tingkat tinggi antara pejabat AS dan Rusia di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

Pertemuan kedua negara besar itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu Eropa karena mereka tidak dilibatkan dalam pembicaraan tersebut.

Menurut pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, Rubio memberikan penjelasan kepada menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris, serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, mengenai hasil pembicaraan dengan Rusia terkait upaya mengakhiri perang di Ukraina.

"Kelompok ini sepakat untuk tetap berkomunikasi erat dalam upaya mencapai akhir konflik yang berkelanjutan di Ukraina," kata Bruce.

Pertemuan di Riyadh, yang difasilitasi oleh Arab Saudi untuk mendorong dialog diplomatik, menjadi pertemuan langsung pertama antara diplomat AS dan Rusia sejak perang dimulai pada 24 Februari 2022.

Delegasi Rusia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, didampingi penasihat kepresidenan Yury Ushakov dan CEO Dana Investasi Langsung Rusia (Russian Direct Investment Fund/RDIF), Kirill Dmitriev.

Baca juga: Menlu Rusia tolak moratorium serangan fasilitas energi usulan AS

Sementara itu, Rubio didampingi Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

Dengan tidak adanya pemimpin Eropa maupun perwakilan Ukraina dalam pertemuan di Riyadh, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggelar pertemuan dengan para pemimpin Eropa di Paris pada Senin (17/2) untuk membahas dorongan AS terhadap pembicaraan damai Rusia-Ukraina.

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Ankara untuk bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam konferensi pers, Zelenskyy menegaskan bahwa setiap diskusi mengenai penghentian perang di Ukraina harus melibatkan Ukraina.

Setelah pembicaraan di Riyadh, Rubio mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan itu merupakan "langkah pertama dari perjalanan yang panjang dan sulit, tetapi sangat penting."

"Uni Eropa pada akhirnya harus dilibatkan dalam pembicaraan ini karena mereka juga memiliki sanksi yang telah diberlakukan," tambahnya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: AS masih sanksi Rusia sampai disepakati penyelesaian konflik Ukraina

Penerjemah: Primayanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025