Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memberikan pengarahan kepada Kepala Dinas Sosial se-Jawa Timur dan anggota DPRD Sulawesi Tenggara terkait spirit efisiensi anggaran di seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Dalam pemaparannya, Mensos menyebutkan adanya efisiensi anggaran justru akan membuat birokrasi Indonesia menjadi lebih sehat.
"Bapak-ibu pernah dengar manfaat puasa yang bisa membunuh sel kanker? Bahwa puasa itu menyehatkan badan kita? Begitu juga terkait efisiensi anggaran ini yang bisa menghapus lemak-lemak birokrasi," kata Mensos sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut lantaran selama ini anggaran yang dimiliki oleh K/L dan pemerintah daerah, khususnya anggaran pada belanja barang dan belanja modal dapat dioptimalkan dengan mengalihkannya untuk program-program yang lebih berdampak bagi masyarakat.
"Jadi memang puasa itu punya efek luar biasa, dihilangkan lemak-lemak itu, menyehatkan birokrasi kita lewat efisiensi," imbuhnya.
Mensos menjelaskan, pada prinsipnya efisiensi yang dilakukan justru mengedepankan kepentingan masyarakat luas melalui program-program yang pro rakyat.
Selain itu, ia menegaskan kembali efisiensi yang dilakukan sama sekali tidak mengurangi anggaran program-program untuk kepentingan rakyat.
"Yang untuk belanja rakyat, untuk pendidikan, itu sama sekali tidak terkena efisiensi. Bahkan Presiden mengatakan kalau diperlukan, maka akan ditambah (anggaran bansos)," kata Mensos.
Baca juga: Mensos akan latih penerima bansos tentang modal hingga manajemen
Baca juga: Mensos ajak pilar sosial kerja terukur untuk graduasi 10 KPM per tahun
Ia menuturkan Kemensos telah gencar melakukan efisiensi pada pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari, misalnya pada penghematan penggunaan listrik.
“Kami saja baru setengah bulan menjalankan efisiensi bisa menghemat Rp300 juta dari anggaran untuk kebutuhan listrik di kantor,” katanya.
Mensos menambahkan dalam melakukan efisiensi tentu harus dimulai dari adanya kesadaran baru yang mesti dibangun pada diri masing-masing Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tanpa adanya kesadaran itu, efisiensi yang dilakukan hanya akan dianggap sebagai penghambat bekerja.
Padahal, ketika setiap ASN memiliki kesadaran pentingnya efisiensi, maka sesungguhnya itu semua tidak akan berpengaruh kepada produktivitas kerja.
“Ada yang harus dibangun, sebuah kesadaran baru, bahwa saat ini kita berkantor semua operasionalnya itu dibiayai oleh rakyat. Sementara kita kurang peduli dengan efisiensi,” tegasnya.
Ia menggambarkan, akan menjadi hal berbeda ketika setiap orang memperlakukan hal yang sama saat berada di rumah masing-masing.
Efisiensi itu akan dengan sendirinya mengalir karena anggaran yang digunakan adalah anggaran pribadi yang harus ditekan atau dilakukan penghematan.
“Banyak cara di tengah-tengah efisiensi itu, tetap semangat. Efisiensi ini jangan sampai menurunkan kinerja kita. Diperlukan kreativitas dan inovasi agar target-target kita tetap tercapai,” katanya.
Baca juga: Mensos ajak Pemkab Mesuji entaskan kemiskinan berbasis DTSEN
Baca juga: Mensos pastikan penyesuaian anggaran tidak ganggu layanan publik
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025