Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa, di tengah ramainya pertumbuhan teknologi AI dari Amerika Serikat Open AI dan Tiongkok DeepSeek, Indonesia tetap berada di posisi tengah sesuai dengan diplomasi negara.

Penerapan diplomasi ini menegaskan posisi Indonesia yang tidak memihak pada salah satu negara, khususnya pada teknologi AI yang dibuat oleh kedua negara tersebut.

"Kalau belakangan ramai perang antara Amerika Serikat dan Tiongkok dengan lahirnya DeepSeek. Bagaimana posisi Indonesia? Posisi Indonesia adalah tentu di tengah sesuai diplomasi negara kita," ujar Meutya dalam acara Terampil di Awan, di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu.

Baca juga: Menkomdigi pastikan rencana pusat AI di Papua terwujud

Meutya bahkan menyatakan bahwa, Indonesia harus bisa memanfaatkan seluas-luasnya kemajuan teknologi dari berbagai wilayah di dunia. Tak hanya mengandalkan teknologi dari salah satu wilayah negara saja.

Pemanfaatan kemajuan teknologi ini, akan digunakan untuk pembelajaran teknologi bagi anak-anak bangsa.

"Tanpa terkecuali dan tanpa harus memilih teknologi blok mana yang kita gunakan. Kita harus memiliki akses terhadap teknologi dari semua blok tersebut," ucap Meutya.

Baca juga: Kemkomdigi dan AWS hadirkan kompetisi inovasi AI bagi siswa SMK

Menurutnya, Indonesia tidak boleh tertinggal dalam penerapan teknologi AI. Teknologi AI juga bukan lagi dianggap sebagai masa depan, melainkan realitas saat ini yang mengubah cara bekerja manusia hingga belajar berinovasi.

Sementara itu, komputasi awan menjadi pondasi utama dalam ekosistem digital global. Komputasi awan memungkinkan penggunanya mengelola, mengakses data serta aplikasi melalui internet.

Sebelumnya, Kemkomdigi bersama Amazon Web Service (AWS) sebagai pelaku industri awan komputasi di Indonesia menggelar kompetisi menampilkan keterampilan "cloud computing" menghasilkan inovasi kecerdasan artifisial (ArtificiaI Intelligence/AI) bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Baca juga: Menkomdigi: Indonesia siap jadi pusat ekosistem digital ASEAN

Dalam kompetisi tersebut, karya-karya yang dibawa dalam kompetisi terlihat menarik misalnya solusi desain interior berbasis AI, lalu ada juga aplikasi yang menunjukkan destinasi wisata di Indonesia, hingga aplikasi bernama Story First yang membantu penggunanya bisa merasakan pengalaman membaca lebih interaktif dan menyenangkan.

"(Kompetisi) ini kami apresiasi sekali karena ini adalah bagian dari upaya mempercepat transformasi digital di Indonesia yang merupakan salah dari target misi Astacita menuju Indonesia Emas 2045," kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid saat membuka puncak kompetisi tersebut.

Baca juga: Erick Thohir: Kerja sama BUMN dan AWS dorong akselerasi efisiensi

Pewarta: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025