Meskipun jumlah kasus kanker pada anak hanya sekitar 3-5 persen dari seluruh kanker di Indonesia, kanker anak juga dipilih sebagai prioritas...

Jakarta (ANTARA) - Dalam memperingati Hari Kanker Anak Sedunia (International Childhood Cancer Day), Kementerian Kesehatan meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker Anak (RANKA) 2025-2029 sebagai langkah penanganan dan pengendalian yang strategis terkait penyakit tersebut.

"Peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk melawan kanker pada anak yang perlu mendapatkan perhatian serius dan menjadi prioritas nasional dalam upaya pengendalian penyakit tersebut," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam peluncuran rencana aksi tersebut di Jakarta, Kamis.

RANKA, kata Budi, adalah bagian dari Rencana Kanker Nasional 2024-2034. Budi menyebutkan, kanker adalah penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia dan dianggap sebagai penyakit tidak menular katastropik. Selain mengancam nyawa, kanker juga memerlukan biaya pengobatan yang tinggi dan proses perawatan yang panjang.

Mengutip data Globocan, terdapat lebih dari 408.651 kasus baru dan hampir 242.099 kematian di Indonesia karena kanker pada tahun 2022. Sementara, kanker pada anak di Indonesia menjadi perhatian serius karena pada tahun 2020, terdapat sekitar 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun di Indonesia.

Baca juga: Ketua Umum YKI tegaskan detoksifikasi tidak efektif sembuhkan kanker

Baca juga: YKI sebut puasa intermiten dapat mencegah risiko kanker

"Leukemia menjadi jenis kanker yang paling banyak ditemui, dengan 3.880 kasus (34,8 persen), diikuti oleh kanker getah bening (limfoma) dan kanker otak, masing-masing sekitar 640 kasus (5,7 persen)," kata dia menuturkan.

RANKA fokus pada penyusunan kebijakan khusus untuk menangani kanker anak (<18 tahun) dan meningkatkan layanan kesehatan untuk anak-anak dengan kanker. Selain itu, fokus juga meningkatkan deteksi dini, penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih memadai, serta dukungan psikososial bagi keluarga.

"Meskipun jumlah kasus kanker pada anak hanya sekitar 3-5 persen dari seluruh kanker di Indonesia, kanker anak juga dipilih sebagai prioritas karena menurut pengalaman global, enam jenis kanker yang umum diderita oleh anak dapat diobati (highly curable) melalui akses diagnostik, terapi yang adekuat, serta adanya layanan dukungan yang memadai,"

Dia menambahkan, pengendalian kanker pada anak harus dilakukan secara komprehensif, berkesinambungan, dan berkualitas sesuai dengan jenjang pelayanan kesehatan.

Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh petugas kesehatan, katanya, namun diperlukan dukungan keluarga dan masyarakat dalam mewaspadai gejala, serta memotivasi publik untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.

Dia menambahkan, peluncuran RANKA 2025-2029 diharapkan dapat memperkuat upaya pemerintah dalam memberikan akses perawatan yang lebih baik dan menyeluruh bagi anak-anak penyandang kanker, sehingga kualitas hidup mereka lebih optimal.*

Baca juga: Kemenkes ajak penyintas kanker sebarkan edukasi tentang deteksi dini

Baca juga: Kemenkes siapkan deteksi lima jenis kanker pada Cek Kesehatan Gratis

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025