Jakarta (ANTARA) - Grok, chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan xAI milik Elon Musk, sempat menolak menanggapi pencarian informasi mengenai "sumber yang menyebutkan bahwa Elon Musk atau Donald Trump menyebarkan misinformasi" menurut siaran The Verge pada Senin.

Setelah pengguna Grok menyadari chatbot pesaing ChatGPT tersebut telah diberi instruksi untuk tidak menanggapi pencarian informasi semacam itu, kepala teknik xAI Igor Babuschkin menyalahkan seorang mantan karyawan OpenAI yang bekerja di xAI karena memperbarui perintah sistem Grok tanpa persetujuan.

Menanggapi pertanyaan di X, Babuschkin mengatakan bahwa perintah sistem Grok (aturan internal yang mengatur bagaimana AI menanggapi pertanyaan) dapat dilihat publik "karena kami yakin pengguna harus dapat melihat apa yang kami tanyakan kepada Grok."

Dia mengatakan bahwa, "seorang karyawan mendorong perubahan" ke prompt sistem "karena mereka pikir itu akan membantu, tetapi ini jelas tidak sejalan dengan nilai-nilai kami."

Baca juga: Chatbot AI Grok telah tersedia bagi semua pengguna X

Meski hanya berlangsung sementara, penolakan Grok untuk merespons pencarian informasi mengenai penyebaran misinformasi Elon Musk atau Donald Trump membuat pengguna mempertanyakan pernyataan Elon Musk.​​​​​​​

​​​​​​​Musk sering mengelu-elukan Grok sebagai perangkat AI yang "maksimal mencari kebenaran" dengan misi untuk "memahami alam semesta."

Baca juga: xAI lakukan pengujian aplikasi chatbot Grok untuk iOS

Baca juga: Geely dan DeepSeek selesaikan integrasi model AI untuk mobil pintar

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025