Jakarta (ANTARA) - Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos) Fatma Saifullah Yusuf menyebut pentingnya masyarakat memahami bahasa isyarat untuk meningkatkan kepedulian kepada teman tuli.
"Sebelum kita bisa meningkatkan kepedulian dan kesadaran kita terhadap mereka, kita harus lebih dulu memahami bahasa isyarat yang sekarang ini akan kita pelajari," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa isyarat, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial menggelar pengenalan bahasa isyarat bagi anggotanya di Sentra Mulya Jaya Kemensos, Jakarta.
Melalui pengenalan bahasa isyarat, istri Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tersebut meyakini akan terwujud komunikasi yang inklusif serta meningkatkan empati terhadap teman tuli.
Baca juga: DWP Kemensos dorong kolaborasi pemberdayaan UMKM warga disabilitas
Baca juga: Penasihat DWP Kemensos dukung inklusivitas penyandang disabilitas
"Bahasa isyarat ini merupakan jembatan komunikasi yang sangat penting bagi kita dengan teman tuli," ucap Fatma.
Pengenalan bahasa isyarat, menurut Fatma, sangat penting dan relevan dengan kerja Kemensos melalui sentra terpadu dan sentra yang tersebar di seluruh Indonesia, karena dalam bertugas, para pekerja sosial juga menangani Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang beraneka ragam, salah satunya penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.
"Kita ingin mendukung teman-teman tuli, supaya kita bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan mereka karena kita sering sekali berhubungan dengan teman-teman ini di setiap kegiatan Kemensos," tuturnya.
Selain menggelar pengenalan bahasa isyarat, DWP Kemensos juga menyerahkan secara simbolis bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kepada lima orang anak dengan disabilitas yang terdiri dari tiga disabilitas intelektual dan dua disabilitas rungu wicara. Bantuan yang diserahkan berupa alat penunjang terapi dan nutrisi dengan total bantuan senilai Rp16,5 juta.
Fatma menekankan pentingnya proses terapi pada rehabilitasi sosial para penyandang disabilitas yang menjadi tugas kerja sentra-sentra yang dimiliki Kemensos.
"Harapannya di seluruh sentra se-Indonesia yang dimiliki oleh Kemensos dapat ditingkatkan fasilitas terapi, karena masyarakat sangat membutuhkan, terutama para penyandang disabilitas dari kalangan rentan," kata Fatma.
Alat penunjang terapi yang diserahkan di antaranya balance board, bola kacang, bowling set, alat melatih otot jari, kartu set fonem artikulasi, magic workbook, magic draw set, permainan edukatif, alat elevasi lateralisasi lidah, sikat terapi sensory, dan walker.
"Kita ingin tahu apa yang ada di sentra ini, supaya bisa lebih mengenal apa yang menjadi tanggung jawab atau bagian dari pelayanan kita terhadap hak-hak kesehatan masyarakat rentan, masyarakat miskin ekstrem, dan para penyandang disabilitas," paparnya.
Salah satu penerima manfaat pelatihan vokasional, Lala (13) yang merupakan penyandang disabilitas rungu wicara, mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti pelatihan vokasional menjahit yang telah dijalaninya selama empat bulan terakhir ini.
"Sudah bisa bikin keset dan tas souvenir," kata Lala yang menjawab menggunakan bahasa isyarat.
Kemampuan Lala ini diharapkan dapat membantunya mencari nafkah di masa depan. Ia juga berharap dengan mengikuti kelas vokasional di Sentra Mulyajaya, dapat membuktikan bahwa dirinya setara dalam berkarya dengan masyarakat pada umumnya, serta mampu memberikan kontribusi dalam karya nyata tanpa harus dibedakan dengan non-disabilitas.
Selain penyerahan bantuan Atensi dan pengenalan bahasa isyarat, DWP Kemensos juga meninjau layanan di klinik pratama Sentra Mulya Jaya dan kelas pelatihan vokasional seperti menjahit, kerajinan tangan, tata boga, dan penatu.*
Baca juga: Penasihat DWP Kemensos dukung kemandirian penyandang disabilitas
Baca juga: Kemensos adakan khitan massal gratis untuk anak disabilitas Surabaya
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.