Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pers, Nezar Patria,mengatakan, pers memiliki posisi strategis dalam membongkar diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di tengah masyarakat, terutama dalam aspek pekerjaan.

"Konstruksi sosial diskriminasi menjadi persepsi yang umum. Media massa menjadi berperan penting dalam melakukan dekonstruksi terhadap apa yang terbentuk dari penyandang disabilitas," kata dia, di Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, media harus mendorong pemberitaan mengarah positif terkait advokasi penyandang disabilitas dalam mendapatkan pekerjaan.

Penyandang disabilitas, kata dia, tidak seharusnya dipinggirkan di lingkungan bursa kerja lantaran mereka juga memiliki kemampuan yang cukup sebagaimana orang tanpa disabilitas.

"Alasan yang muncul untuk tidak mempekerjakan penyandang disabilitas sulit diterima," katanya.

Dia mencontohkan nasib penyandang disabilitas di Inggris pada era 1970-an. Di negara kerajaan itu, telah terjadi pergeseran terkait disabilitas.

 Layanan publik di sana telah berpihak kepada penyandang disabilitas, termasuk kuota satu persen pekerja dari penyandang disabilitas telah ada.

Bagi dia, Indonesia cukup terlambat memberlakukan hal itu. Meskipun begitu, dia mengapresiasi sejumlah perusahaan di Indonesia yang berupaya memenuhi kuota pekerja disabilitas di suatu badan usaha.

"Apa yang dilakukan sejumlah perusahaan seperti Trans Retail Indonesia atau Carrefour ini yang mulai mempekerjakan penyandang disabilitas untuk sejumlah posisi. Hal ini perlu dilakukan oleh sejumlah perusahaan lain yang belum kunjung memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas," kata dia. 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014