Kami terus menyelidiki masalah ini untuk mengidentifikasi orang atau kelompok yang bertanggung jawab
Los Angeles (ANTARA News) - Karyawan di Sony Pictures Entertainment menerima surat elektronik (surel) bernada mengancam yang diklaim berasal dari kelompok peretas yang melakukan serangan siber (cyber attack) besar-besaran terhadap studio film Hollywood tersebut.

Isi surel itu menyebutkan, surat tersebut berasal dari GOP, singkatan dari "Guardians of Peace" (Penjaga Perdamaian), yakni kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Sony yang dimulai 24 November, kata juru bicara pihak Sony, Sabtu.

Serangan siber itu melumpuhkan jaringan komputer di Sony Pictures Entertainment dan membeberkan data-data sensitif. Identitas dari para peretas sistem di Sony belum diketahui, dan masih belum jelas apakah surel ancaman itu berasal dari kelompok yang sama.

Sony, unit dari Sony Corp, tidak memberikan salinan dari surel yang dimaksud maupun detail isinya.

FBI, salah satu lembaga pemerintah AS yang menyelidiki kasus peretasan itu, mengaku tahu tentang surel ancaman yang telah diterima oleh beberapa karyawan di Sony Pictures Entertainment.

"Kami terus menyelidiki masalah ini untuk mengidentifikasi orang atau kelompok yang bertanggung jawab," kata juru bicara FBI Joshua Campbell dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Marc Maiffret, kepala perusahaan teknologi keamanan siber BeyondTrust mengatakan surat elektronik yang diterima beberapa karyawan Sony itu bisa saja berasal dari peniru yang mengaku sebagai peretas.

Si peniru kemungkinan telah memperoleh alamat karyawan Sony dari banyak data yang bocor melalui internet saat terjadi serangan maya di perusahaan itu.

"Siapa pun bisa menulis (surel ancaman) ini. Akan ada banyak orang yang memanfaatkan data curian yang bocor ke jaringan internet ini untuk mengintimidasi dan penipuan," kata Maiffret.

Menurut dia, surel-surel itu bisa digunakan oleh beberapa pihak lain sebagai alat utama dalam upaya mengintimidasi perusahaan.

"Para penipu cenderung menggunakan data curian lainnya, termasuk data tentang nomor Jaminan Sosial, gaji, alamat surat dan informasi eksklusif tentang operasi perusahaan untuk mencoba melakukan berbagai penipuan dalam jangka waktu yang lama," ujar Maiffret.

Sony telah mempekerjakan perusahaan keamanan FireEye Inc dan unit forensik Mandiant untuk menyelidiki kasus peretasan itu.

Korea Utara adalah tersangka utama dalam serangan itu, kata seorang sumber dari Badan Keamanan Nasional AS kepada Reuters, Kamis (4/12). Namun, seorang diplomat Korea Utara membantah bahwa pihaknya berada di balik serangan maya itu.

Sony sedang menyelidiki untuk mengetahui apakah para peretas yang melakukan aksinya atas nama Korea Utara meluncurkan serangan sebagai balasan atas dukungan Sony Pictures Entertainment dalam pembuatan film "The Interview", yang akan dirilis pada 25 Desember di Amerika Serikat dan Kanada.

"The Interview" adalah sebuah film komedi tentang upaya CIA untuk membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, pemerintah Korea Utara mengecam film tersebut dan menyebutnya sebagai "sponsor terang-terangan untuk terorisme, serta tindakan perang".

(Uu.Y012)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014