Jayapura (ANTARA) - Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Kota Jayapura, Provinsi Papua, Marlina Flassy mengimbau masyarakat Papua agar tetap menjaga dan melestarikan nyanyian adat sebagai warisan dan identitas budaya leluhur.

Marlina Flassy di Sentani, Minggu, mengatakan bahwa nyanyian adat bukan sekadar hiburan, tetapi juga sebagai medium menyampaikan nilai sejarah, spiritual, dan kearifan lokal yang harus dilindungi dari ancaman kepunahan.

Baca juga: Lembaga adat: Benda arkeologi jati diri orang Papua harus dijaga

"Jika nyanyian ini hilang, maka kita telah kehilangan suara hati peradaban Papua, nyanyian ini memiliki nilai dan filosofi antropologis yang tinggi," katanya.

Menurut Marlina, nyanyian adat Papua memiliki peran multidimensional, dari ritual kelahiran, pernikahan, hingga kematian setiap syair dan melodi mencerminkan hubungan harmonis antarmanusia, alam, dan leluhur.

"Nyanyian adat adalah arsip hidup yang merekam perjalanan budaya, bahasa, dan filosofi hidup masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Papua Pegunungan dorong pengembangan wisata berbasis adat

Dia menjelaskan gelombang modernisasi dan penetrasi budaya global menjadi tantangan serius, karena generasi muda mulai meninggalkan tradisi lisan akibat pengaruh teknologi dan media digital.

"Tanpa upaya konkret, 20 tahun lagi kita mungkin hanya akan mendengarnya di museum," katanya.

Dia menekankan perlu untuk mendorong integrasi nyanyian adat ke dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal.

Baca juga: Peneliti: Penting pembangunan dengan orientasi nilai budaya di Papua

"Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan komunitas adat perlu mendokumentasikan nyanyian adat secara digital, menyelenggarakan festival budaya, serta memberi insentif bagi seniman lokal. Ini tanggung jawab kolektif bukan hanya individu," ujarnya.

Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025