Jakarta (ANTARA News) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meyakini polisi dapat terintegrasi dengan semua pihak, termasuk dengan buruh yang sedang berjuang untuk menuntut hak-haknya dalam aksi pada Rabu.

"Kami percaya dengan doktrin baru sebagai pelayan masyarakat, posisinya di bawah presiden, polisi memiliki peran untuk melayani masyarakat," kata Said Iqbal melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Karena itu, kata Said, perjuangan masyarakat sipil, buruh dan mahasiswa tidak akan berhadap-hadapan dengan polisi. Polisi adalah alat negara bukan pemerintah. Ketika rakyat memperjuangkan haknya, maka sebenarnya polisi terintegrasi dengan rakyat.

Said Iqbal menghadiri acara silaturahmi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (9/12). Pada acara tersebut, Said sempat menyampaikan sambutannya mengenai hubungan buruh dengan polisi.

Said mengatakan pada dasarnya tidak ada perubahan perjuangan buruh walaupun ada perubahan kepemimpinan negara. Buruh masih memperjuangkan upah ketika perekonomian Indonesia menempati peringkat 10 dunia berdasarkan produk domestik bruto dan diukur dengan daya beli.

"Ekonomi Indonesia bahkan diperkirakan akan menembus peringkat tujuh dunia pada 2025. Karena itu, sangat rasional bila buruh dan masyarakat meminta adanya redistribusi kesejahteraan," tuturnya.

Menurut Said, semua pihak memiliki cara yang berbeda dalam memperjuangkan hak-haknya. Karena itu diperlukan komunikasi untuk menjembatani kepentingan satu dengan yang lain.

KSPI sendiri, kata Said, lebih memilih turun ke jalan untuk menyelesaikan masalah ketika bupati/wali kota dan pejabat di daerah telah tersandera oleh kekuatan ekonomi sehingga terjadi kebuntuan komunikasi.

Selain masalah upah, perjuangan buruh adalah mengenai jaminan kesehatan yang pelaksanaannya masih banyak kekurangan karena belum semua rumah sakit melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Belum lagi jaminan pensiun dan tenaga kerja alih daya yang masih dilakukan banyak perusahaan, termasuk perusahan-perusahaan milik negara.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014