Kita memberikan peringatan kepada kita semuanya untuk penularan dari Ebola, penting sekali, untuk kawasan kita karena kalau tidak ditanganai serius akan berimbas pada masalah ekonomi, kepanikan, dan menyebakan masalah ekonomi,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo mengatakan pertemuan puncak para pemimpin negara-negara ASEAN dan Korea Selatan dalam KTT Dialog ASEAN-Korsel ke-25 di Busan, Korea Selatan, Jumat, menjadikan penyakit mematikan Ebola sebagai salah satu agenda pembicaraan.

Hal ini, menurut Presiden Jokowi kepada wartawan di Pesawat Kepresidenan saat menuju Tanah Air, dianggap penting karena memberikan efek kepanikan yang akan berdampak pada stabilitas perekonomian.

"Kita memberikan peringatan kepada kita semuanya untuk penularan dari Ebola, penting sekali, untuk kawasan kita karena kalau tidak ditanganai serius akan berimbas pada masalah ekonomi, kepanikan, dan menyebakan masalah ekonomi," kata Presiden.

Untuk itu, kesadaran dalam peningkatan hubungan kerja sama antara negara ASEAN dan Korea Selatan menjadi tema besar dalam KTT yang ke-25 tersebut.

Presiden menambahkan bahwa sejumlah agenda yanag dibahas di antaranya perlunya menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.

"Stabilitas keamanan dan perdamaian ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang baik di kawasan," kata Presiden.

Presiden menambahkan bahwa peningkatan kerja sama dalam penanganan bencana juga menjadi pembahasan, mengingat kawasan ASEAN-Korea merupakan wilayah yang rawan bencana alam.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, dalam KTT itu, para pemimpin bersepakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan tukar-menukar informasi terkait dengan penyakit Ebola.

Selain itu, menurut Menko, para pemimpin juga menyepakati untuk meningkatkan perdagangan antara wilayah ASEAN dan Korea.

Saat ini, menurut Menko, nilai perdaganagan ASEAN dan Korea Selatan mencapai 135 miliar dolar AS. Pada tahun 2020, para pemimpin kedua pihak menargetkan nilai perdagangan mencapai 200 miliar dolar AS.

Menko menambahkan bahwa KTT juga sepakat untuk terus mendorong peningkatan investasi Korea Selatan di negara-negara ASEAN.

Sementara itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 21.50 WIB.

Presiden tiba setelah enam jam lebih terbang dari Busan, Korea Selatan.

Presiden melakukan lawatan selama dua malam, 10--12 Desember 2014. Selain menghadiri KTT Dialog ASEAN-Korsel, Presiden juga meninjau pabrik kapal DSME, bertemu dengan masyarakat Indonesia, pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel Park Geun-hye, serta serangkain pertemuan dengan para pengusaha Korsel.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014