Ankara (ANTARA) - Uni Eropa (EU) telah menyelesaikan peta jalan pertahanan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan Eropa dalam menghadapi potensi ancaman militer.

Komisioner Uni Eropa untuk Pertahanan dan Antariksa Andrius Kubilius mengumumkan penyelesaian 'buku putih', yang menyoroti pentingnya dokumen tersebut dalam memperkuat kemampuan pertahanan dan pencegahan di Eropa.

Dalam sesi Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Kubilius, seperti dikutip kantor berita Turkiye, Anadolu, Rabu, menekankan urgensi memperkuat pertahanan Eropa seiring dengan perubahan dinamika keamanan global.

Dengan industri militer Rusia beroperasi pada kapasitas penuh dan potensi konflik dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam lima tahun ke depan, ia memperingatkan bahwa Eropa harus mengambil peran lebih proaktif dalam pertahanannya.

"Eropa harus lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi skenario terburuk, yaitu mencegah kemungkinan agresi militer terhadap Eropa," ujarnya.

"Persiapan semacam ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah perang."

Kubilius juga menyoroti bahwa pergeseran strategis Amerika Serikat ke Asia menjadi peringatan bagi Eropa untuk mengambil tanggung jawab lebih besar atas keamanannya sendiri.

Ia kembali menegaskan komitmen Uni Eropa untuk terus mendukung Ukraina sebagai bagian dari upaya yang lebih luas dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

"Kesepakatan perdamaian yang kuat akan membuat Eropa lebih tangguh, membantu mencegah agresi dan perang," katanya menambahkan.

Kubilius mengungkapkan bahwa saat ini kemampuan pertahanan Uni Eropa masih belum memadai, dengan adanya kekurangan signifikan dalam sumber daya militer seperti tank, kendaraan lapis baja, dan artileri.

Ia menyerukan rencana investasi besar-besaran, dengan estimasi kebutuhan dana setidaknya 500 miliar euro (setara 545,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp8,96 kuadriliun) untuk menutup kekurangan anggaran pertahanan tersebut.

Ia menegaskan pengeluaran pertahanan akan tetap menjadi prioritas bagi Komisi Eropa, di mana 'buku putih' akan menjadi landasan bagi "program kemenangan industri" yang bertujuan memperkuat sektor pertahanan Eropa.

"Kita semua adalah negara di garis depan," katanya, seraya menekankan pentingnya upaya kolektif dalam menjaga perdamaian dan demokrasi di seluruh Eropa.

Menteri Urusan Eropa Polandia Adam Szlapka turut mengamini pernyataan tersebut, dengan menyebut situasi geopolitik saat ini sebagai "titik balik" bagi keamanan Eropa.

Ia menekankan perlunya respons terpadu dari institusi Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, dengan fokus pada peningkatan anggaran pertahanan serta investasi dalam teknologi pertahanan Eropa.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Macron usulkan belanja pertahanan UE jadi 3,5 persen dari PDB

Baca juga: Negara Uni Eropa khawatir 'Brussels' perluas kewenangan pertahanan

Penerjemah: Primayanti
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025