Magelang (ANTARA News) - Warga kawasan Gunung Andong di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu menggelar tradisi "Tumpeng Jongko" sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian mereka.

Acara tradisi itu dimulai dengan kirab gunungan tumpeng nasi putih setinggi sekitar satu meter yang berhiasi dengan empat ingkung (ayam kampung utuh yang dimasak dengan bumpu opor) serta aneka hasil bumi Dusun Mantran Wetan.

Kirab sejauh sekitar satu kilometer dimulai dari halaman rumah warga setempat, melewati jalan-jalan dusun itu hingga halaman rumah Kepala Dusun Mantran Wetan, Handoko (48).

Saat kirab, setiap warga membawa tumpeng dan ingkung dari rumah masing-masing. Warga setempat berjumlah 142 keluarga atau sekitar 560 jiwa, yang hampir semua bekerja sebagai petani sayuran.

Mereka melantunkan tembang berlirik Islami sepanjang kirab, melewati jalanan dusun yang dihias dengan ancak, sesaji nasi tumpeng ukuran kecil, bunga, dan dupa.

Gunungan tumpeng ukuran besar ditandu oleh empat laki-laki, dan seorang lain yang berjalan paling depan sambil membawa wadah berisi kemenyan.

Modin dusun, Muhammad Thohir (45), memimpin doa kenduri di halaman rumah kepala dusun setempat. Kepala Dusun Handoko dan pemuka warga, Supadi Haryanto (44), menyampaikan pidato berbahasa Jawa tentang tradisi merti dusun "Tumpeng Jongko".

Handoko menjelaskan tradisi turun-temurun tersebut sesungguhnya dilaksanakan pada setiap Rabu Pahing pada bulan Sapar dalam penanggalan Jawa tapi karena bulan Sapar tahun ini tidak ada Rabu Pahing maka upacara tradisi oyi dilaksanakan pada hari Rabu Pahing di bulan Mulud.

"Acara warga ini melestarikan warisan leluhur dusun, untuk doa kepada arwah leluhur, doa untuk keselamatan warga dan menguatkan semangat persaudaraan warga dusun dan kita semua," katanya dalam Bahasa Jawa.

Supadi Haryanto, yang juga Ketua Sanggar Andong Jiwani (kelompok kesenian petani setempat), mengatakan "Tumpeng Jongko" merupakan ungkapan doa dan syukur atas berkah Tuhan dan harapan segala keinginan baik masyarakat pada masa mendatang bisa terkabul.

"Supaya warga mendapatkan berkah yang melimpah, penghidupan yang cukup, kehidupan keluarga yang selalu bahagia dengan pertaniannya dan terus menghidupi kesenian tradisional. Juga terbebas dari segala bencana," katanya.

Warga saat ini sedang dalam masa tanam aneka sayuran seperti kubis, cabai, terung, wortel, buncis, kentang, dan tomat.

Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, hasil panen mereka juga disalurkan ke berbagai pasar sayuran di sejumlah kota.

Rangkaian acara "Tumpeng Jongko" dimeriahkan dengan pementasan kesenian tradisional seperti Jaran Kepang Papat, Warok Anak, Topeng Ireng Putra dan Putri, dan Leak Kuda Lumping (Mantran Wetan). Selain itu, ada Kuda Lumping Putra dan Putri serta penampilan Truntung Gejayan.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014