Kekhawatiran akan gangguan terkait perdagangan dan potensi lonjakan inflasi akibat tarif memicu kekhawatiran akan resesi AS

Jakarta (ANTARA) - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi ancaman tarif timbal balik dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap sejumlah negara.

“Trump pada Minggu (16/3) malam mengulangi ancamannya tentang tarif timbal balik dan sektoral yang akan dikenakan pada tanggal 2 April, sebuah langkah yang secara luas diperkirakan akan meningkatkan perang dagang global yang sedang terjadi,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Kendati begitu, pasar tak yakin seberapa besar Trump akan berkomitmen terhadap rencana penerapan tarif tersebut, mengingat ia telah mengubah langkah-langkah terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini.

Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, Tiongkok dan Uni Eropa telah mempersiapkan balasan terhadap AS dan diperkirakan bakal memberlakukan tindakan lebih ketat terhadap tarif timbal balik Trump.

“Kekhawatiran akan gangguan terkait perdagangan dan potensi lonjakan inflasi akibat tarif memicu kekhawatiran akan resesi AS,” ungkap Ibrahim.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 56 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.406 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.350 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.379 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.392 per dolar AS.

Baca juga: Ekonom: Kebijakan DHE perkuat cadangan devisa dan stabilkan rupiah

Baca juga: Sri Mulyani sebut kebijakan AS jadi alasan pelemahan rupiah

Baca juga: BI: Modal asing keluar bersih Rp10,15 triliun di pekan kedua bulan ini

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025