Sebagian besar wilayah Indonesia kini rentan mengalami bencana, khususnya bencana hidrometeorologi karena masih dalam musim hujan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan bencana agar senantiasa waspada dan mengenali berbagai tanda awal yang muncul sebelum terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Kami mengajak masyarakat juga waspada, ya situasi kan memang masih musim hujan dan kadang-kadang perubahannya cepat gitu. Ya kami harapkan masyarakat waspada, ngerti situasinya,” kata Mensos usai rapat koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) di Kantor Kemensos Salemba Jakarta, Senin.

Ia mengingatkan sebagian besar wilayah Indonesia kini rentan mengalami bencana, khususnya bencana hidrometeorologi karena masih dalam musim hujan.

Sebagai contoh, ia menyebutkan masyarakat yang tinggal di wilayah lereng, sekitar aliran sungai ataupun tebing agar mengenali tanda awal sebelum terjadinya bencana, seperti naiknya ketinggian debit air sungai, banyaknya binatang yang berlari keluar dari tempat persembunyian masing-masing, pohon dan tiang listrik mulai miring, bahkan beberapa bagian tanah mulai amblas.

“Jadi ketika ada hujan lebat, angin kencang jangan malah berkendara terus dan memaksakan berada di area jalan, berhenti dulu di tempat yang aman misalnya,” katanya.

Ia pun menyebutkan Pemerintah hingga saat ini juga masih terus bersiaga untuk menghadapi berbagai bencana akibat dari musim hujan yang masih berlangsung.

Karena itu, pihaknya juga terus menyiagakan seluruh lumbung sosial maupun relawan Tagana Kemensos di tiap wilayah.

Sebagai informasi, Kemensos sejauh ini memiliki 731 titik lumbung sosial yang posisinya sudah dihitung dan dipetakan berdasarkan tingkat kerawanan bencana di wilayah sekitarnya, sehingga nantinya mempermudah penyaluran bantuan jika terjadi bencana.

Kemensos selalu memastikan ketersediaan logistik kebutuhan dasar di dalam lumbung-lumbung sosial tersebut dengan dukungan dari sentra-sentra sosial dan dinas sosial terdekat.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025