Sudah konfirmasi dengan Pak RW

Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Barat menyebut ada oknum petani yang sengaja membolongi turap (sheetpile) kali untuk kepentingan irigasi di Kembangan Utara, Kembangan

Kepala Sudin SDA Jakbar Purwanti Suryandari menyebut pihaknya sempat menambal turap yang bolong beberapa waktu lalu, namun sehari kemudian sudah bolong lagi.

"Kemarin saya menemukan di daerah Kembangan Utara, sudah kita tambal. Sudah dirapikan kemudian ada bocoran, kita tambal. Nah kemarin siaga 1 hampir 24 jam, bocor lagi. Ternyata itu dibolongi warga," kata Purwanti saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menteri LH pastikan semua daerah hulu akan dipulihkan fungsinya

Purwanti mengaku sudah mengonfirmasi kepada RW setempat bahwasanya ada oknum petani yang sengaja membolongi turap atau dinding kali untuk kepentingan irigasi.

"Sudah konfirmasi dengan Pak RW-nya. Kata Pak RW itu ada petani di situ yang memang buat pertanian," kata Purwanti.

Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap oknum petani tersebut lantaran membuat irigasi dengan mengesampingkan kepentingan umum.

Baca juga: Tersisa 11 RT di Jakarta yang terendam banjir

"Kita udah capek-capek, tapi kita kan juga perlu kontribusi warga juga ya karena kita sudah berupaya gitu kan. Kemarin sudah aman gitu ternyata warga sendiri yang membuat bolong," kata dia.

Oleh karena itu, Purwanti meminta Kelurahan dan RW setempat untuk meningkatkan pengawasan terhadap sheetpile yang sudah berkali-kali ditambal itu.

"Kita sudah koordinasi sama Pak Lurah, sama Pak RW juga. Cuman kalau dari kami ya kita tutup lagi. Kita minta dijaga supaya jangan sampai dibongkar lagi," ucap dia.

Baca juga: DLH DKI pastikan tumpukan sampah di sejumlah titik sungai teratasi

Sementara itu untuk kebutuhan pengairan pertanian, Purwanti meminta RW dan kelurahan setempat untuk mengomunikasikannya ke pihak terkait.

"Mereka juga kan butuh buat pengairannya," ujar Purwanti.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025