Barabai, Kalsel (ANTARA News) - Kawasan Pajukungan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan yang juga berada di jalur trans Kalimantan lintas utara, masih kebanjiran sejak 30 Desember 2014.

Koresponden Antara Kalsel yang melakukan perjalanan ke Hulu Sungai Tengah (HST) Kamis melaporkan, banjir di Pajukungan dan daerah sekitarnya itu mengakibatkan lalu lintas terganggu, seperti mobil jenis mini bis terpaksa melalui jalan alternatif, lewat jalan desa.

Sebab bila memaksakan lewat Pajukungan tersebut, mobil-mobil seperti Colt L300, Kijang dan sejenisnya dipastikan terjebak air dalam banjir, kecuali jenis truk dan oto bus, serta sepeda motor dengan menggunakan jasa gerobak untuk melewati kawasan banjir/air dalam.

Menurut warga masyarakat setempat, banjir yang melanda "kota apam" Barabai, ibu kota HST (165 kilometer utara Banjarmasin) itu karena luapan air Sungai Batang Alai/Sakutang, dan dua hari sebelumnya air bah Kali Benawa/Sungai Barabai.

Pasalnya kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan daerah hulu Sungai Alai dan Kali Benawa mendapat guyuran hujan lebat beberapa hari berturut-turut, sehingga menimbulkan banjir.

Banjir yang melanda "Bumi Murakata" HST juga merendam perswahan penduduk setempat, di antaranya sudah ada yang tanam (menanam anakan padi), seperti di Desan Kumpang Maligung dan Simpang Mahar, Kecamatan Batu Benawa.

"Tanaman banih (anakan padi) kami sudah lima hari terendam air banjir. Kalau sampai dua hari lagi masih terendam, dipastikan tanaman itu rusak," ujar petani setempat menjawab Antara Kalsel.

Bumi Murakata yang terdiri 11 wilayah kecamatan itu juga sentra pertanian daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel, dan merupakan lumbung padi provinsi tersebut.

Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015