Teheran (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Iran Kazem Gharibabadi menyatakan bahwa Teheran berkomitmen untuk bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam kerangka kewajibannya berdasarkan perjanjian pengamanan nuklir.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam pembicaraan dengan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, guna membahas keamanan fasilitas nuklir Iran dan perkembangan terbaru terkait program nuklir Iran.
"Saya melakukan pembicaraan yang terbuka dan konstruktif dengan Direktur Jenderal IAEA. Dalam pertemuan tersebut, dibahas kerja sama Iran-IAEA, penyelesaian masalah yang tersisa, keamanan fasilitas nuklir Iran, serta perkembangan terbaru mengenai masalah nuklir Iran dan pencabutan sanksi," kata Gharibabadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/3).
Pada 2015, Iran menandatangani kesepakatan nuklir dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman, serta Uni Eropa, yang mengharuskan Teheran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Namun pada 2018, AS menarik diri dari kesepakatan dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran—yang menyebabkan runtuhnya kesepakatan tersebut.
Sebagai tanggapan, Iran mengumumkan pengurangan bertahap atas kewajibannya berdasarkan perjanjian tersebut, khususnya dengan mengabaikan pembatasan pada penelitian nuklir dan tingkat pengayaan uranium.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada tanggal 7 Maret 2025 bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dengan tawaran untuk memulai negosiasi mengenai kesepakatan nuklir.
Trump mengatakan bahwa ia lebih suka bernegosiasi dengan Teheran daripada menggunakan kekuatan militer.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baqaei menyebut bahwa Teheran belum berencana untuk mengungkapkan rincian surat Trump tersebut.
Sumber: RIA Novosti/Sputnik
Baca juga: Iran sebut tawaran Trump akan direspons lewat 'saluran yang sesuai'
Baca juga: IAEA: Situasi program nuklir Iran relatif terkendali
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025