Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menghargai keputusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih berkarier di luar negeri.

Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura Masagos Zulkifli di Kantor Kemendukbangga, Jakarta, pada Selasa (18/3).

"Kita menghormati sebagai warga negara, dari pemerintah tentu akan menghormati, yang paling penting tentu adalah kita, pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran tentu akan menjawab suasana kebatinan apa yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam konteks kerja. Prinsipnya pasti negara akan hadir untuk rakyat," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan Singapura, khususnya dalam rangka mengoptimalkan bonus demografi yang sangat terkait dengan kependudukan.

"Hal-hal yang berkenaan dengan pembangunan keluarga yang masih komitmen, walaupun barangkali Singapura negara maju, tetapi komitmen terhadap keluarganya sangat tinggi. Kami meyakini bahwa ini bagian dari masa depan dan sangat dipikirkan, sehingga itu yang nanti kita kerja sama-kan, kemudian mungkin bidang-bidang khusus yang masih terkait dengan kependudukan dan pembangunan keluarga," paparnya.

Ia menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan yakni dalam bentuk kajian tentang pembangunan keluarga dan isu-isu kependudukan seperti urbanisasi, berkolaborasi dengan negara lain seperti Filipina dan bidang-bidang khusus lainnya, yang ditindaklanjuti melalui penandatanganan kesepahaman antara kedua negara.

Sementara itu, Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura Masagos Zulkifli menyampaikan bahwa negaranya akan memperkuat institusi keluarga untuk mengentaskan kemiskinan.

"Kami bersyukur Indonesia dua tahun yang lalu, telah membuat deklarasi bahwa keluarga adalah tonggak masyarakat, jika keluarga rusak, individu rusak, di ASEAN kita akan kembali bekerja sama untuk menguatkan lagi institusi keluarga, dalam usaha ini misi kementerian kami adalah membangun keluarga agar mapan, mandiri, dan maju. Keluarga miskin diusahakan menjadi keluarga maju," ujar Masagos.

Ia mengemukakan, semua subsidi pembangunan sosial Singapura dititikberatkan pada tiga hal, yaitu perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

Sebanyak 90 persen penduduk Singapura sudah memiliki rumah pribadi, sedangkan keluarga miskin tinggal di rumah sewa. Untuk itu, melalui program community link plus, sebanyak 15.000 keluarga diberi seorang family coach atau pembina keluarga agar mereka yang tinggal di rumah sewa mendapatkan peluang untuk mendapatkan subsidi rumah dan pendidikan yang lebih tinggi.

"ASEAN sudah ada persetujuan untuk membuat satu kajian terkait status of the family in ASEAN. Kami sedang mencari institusi yang bisa mencari tahu, status kita dengan kekuatan keluarga itu seperti apa, apakah bisa mandiri atau ada peluang untuk maju, kita bisa buka kerja sama di sini, sudah ada dananya di ASEAN," tuturnya.

Baca juga: Mendukbangga ingatkan pentingnya evaluasi MBG ibu hamil hingga balita
Baca juga: Jaga angka kelahiran, Singapura beri insentif bagi keluarga besar

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025