Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji optimistis program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) mampu menyelamatkan satu generasi.

“Semangatnya cuma satu, saya menyakini kalau menyelamatkan satu manusia sama dengan menyelamatkan satu generasi dengan gerakan Genting," kata dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan hal itu dalam diskusi bersama para pemimpin redaksi media massa di Kantor Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta, Selasa (18/3).

Ia juga mengemukakan bahwa generasi Z (gen Z) dan milenial yang produktif dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam rangka mengoptimalkan bonus demografi yang saat ini sedang dialami Indonesia.

"Ada 70,72 persen penduduk Indonesia dalam usia produktif umurnya 14-65 tahun (menurut data SP2020) yang disebut bonus demografi. Dari 70,72 persen tadi, 68,62 persen berusia 15-64 tahun. Dari situ yang milenial 25,87 persen, kemudian yang Gen Z 27,94 persen," ujar dia.

Baca juga: Menteri Wihaji luncurkan layanan KB - kespro di Pasar Sukolilo Madiun

Menurutnya, faktor penentu keberhasilan bonus demografi di antaranya membangun sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja utamanya peningkatan partisipasi perempuan dalam pasar kerja.

Selain itu, penciptaan lapangan kerja untuk menampung jumlah penduduk usia produktif, membangun semangat wirausaha di kalangan pemuda yang dapat menciptakan lapangan kerja, dan konsisten dalam menurunkan angka kelahiran serta pengendalian pertumbuhan populasi.

"Kita pastikan bahwa yang usianya produktif harus berkualitas. Itu tugas kita di Kemendukbangga/BKKBN, ada tiga yakni menciptakan masyarakat yang mandiri, tenteram dan bahagia. Itu indikator dari masyarakat atau penduduk yang berkualitas," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam pasar kerja dengan membuat program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) serta menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja, mengendalikan tingkat kelahiran yang dengan keluarga berencana (KB) melalui pemakaian alat kontrasepsi.

Untuk mengoptimalkan bonus demografi, langkah konkret Kemendukbangga/BKKBN, yakni melalui lima program percepatan atau quick wins, yakni Genting, Tamasya dengan penyediaan tempat penitipan anak unggulan, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga, dan Lansia Berdaya (Sidaya) yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya.

Dalam pertemuan tersebut, Wihaji juga menekankan pentingnya peran media massa dalam penyebarluasan informasi kependudukan dan pembangunan keluarga.

Baca juga: Wamenduk: Program Genting langkah intensif kurangi stunting

Baca juga: Wamendukbangga: Astacita dukung kebijakan yang berpihak pada perempuan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025