Natuna (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, secara berkala memantau perkembangan perilaku para korban kekerasan seksual selama setahun.

Kepala UPTD PPA Natuna Melda Irawati dikonfirmasi dari Natuna, Rabu, menyampaikan bahwa pemantauan dilakukan melalui keluarga serta lingkungan tempat tinggal korban.

"Kami berkomunikasi dengan keluarga untuk mengetahui perkembangan korban," ujar dia.

Baca juga: Pemkab Natuna beri konseling anak korban kekerasan dari rumah ke rumah

Psikolog UPTD PPA Natuna Sumarni menjelaskan pemantauan dilakukan usai pendampingan selesai dilakukan.

Tujuannya untuk memudahkan pihaknya dalam menyusun langkah terbaik apabila trauma akibat kejadian kembali menghantui korban dan mengganggu aktivitas dalam mengembangkan diri.

Selain itu, pemantauan juga dilakukan untuk memastikan agar peristiwa serupa tidak terulang.

Ia menambahkan bahwa layanan pendampingan dan kunjungan akan kembali diberikan jika korban dinilai membutuhkan.

Baca juga: UPTD PPA Kota Bogor beri pendampingan psikologis pada korban kekerasan

Menurut dia, trauma tidak bisa hilang sepenuhnya karena tersimpan dalam ingatan. Namun, trauma dapat dikelola agar tidak berkembang menjadi masalah berkelanjutan.

Salah satu cara mengelola trauma agar pemulihan lebih cepat adalah melalui behavior activation atau kembali beraktivitas, seperti bersekolah, bersosialisasi, dan mengembangkan potensi positif dalam diri.

Ia mencontohkan dalam proses pengelolaan trauma, korban dapat mengembangkan kemampuan atau hobi untuk kembali menggali potensi positif yang dimiliki.

Baca juga: KemenPPPA koordinasi UPTD PPA dampingi anak korban kekerasan

"Pemantauan yang kami lakukan bukan untuk membuat korban bergantung pada kami, melainkan untuk memastikan mereka dapat berdaya dan mampu menghadapi masalah yang terjadi secara mandiri," ujar dia.

Pewarta: Muhamad Nurman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025