Jakarta (ANTARA) - Produsen otomotif Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berharap pemerintah terus memberikan sinyal positif melalui kebijakan yang mendukung iklim usaha dan daya beli, untuk memperkuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebelumnya mengalami tekanan.

"Harus beri sentimen positif kepada ekonomi kita ke depan. Berikan sinyal-sinyal yang positif. Bagaimana upaya pemerintah untuk membangun daya beli masyarakat lagi," kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam ditemui di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, terkait anjloknya IHSG Indonesia pada 18 Maret, apabila melihat tren secara global, penurunan indeks saham tersebut tak hanya terjadi di Indonesia.

Namun yang menjadi catatan yakni pasar saham Indonesia mengalami tekanan terdalam dan sempat menyentuh level terendah intraday di 6.011 poin sebelum akhirnya ditutup turun 248,55 poin atau 3,84 persen di level 6.223.

Bob Azam menyatakan hal tersebut dikarenakan sentimen pasar melihat daya beli masyarakat yang tengah turun.

Oleh karena itu dirinya berharap pemerintah memberikan sinyal positif melalui kebijakan yang dibuat, sehingga bisa mengembalikan daya beli yang pada akhirnya meningkatkan investasi di sektor industri.

"Sektor industri itu investasi akan masuk kalau marketnya naik, tumbuh. Kalau marketnya tidak tumbuh, susah. Jadi kalau pemerintah bisa sepakat dengan dunia usaha, bagaimana caranya mengembalikan daya beli, menurut saya itu akan memberikan sinyal yang kuat dan sangat positif," katanya pula.

Pasar saham Indonesia mengalami tekanan besar pada Selasa, 18 Maret 2025, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terjun bebas yang memicu trading halt atau penghentian sementara perdagangan yang otomatis diterapkan saat indeks turun terlalu dalam.

Ini adalah pertama kalinya sejak Maret 2020, ketika pandemi COVID-19 mengguncang pasar, IHSG kembali mengalami circuit breaker seperti ini.

Hampir semua sektor mengalami pelemahan, dengan sektor teknologi menjadi yang paling terpukul, turun 9,77 persen. Total nilai transaksi mencapai Rp19,22 triliun dengan volume 29,29 miliar lembar saham dalam 1,54 juta transaksi.

Fenomena ini bisa dikatakan sebagai Black Swan Tuesday, merujuk pada kejadian langka dan tak terduga yang mengguncang pasar secara tiba-tiba, bak kemunculan black swan atau angsa hitam yang sulit dipercaya karena biasanya angsa berwarna putih

Baca juga: Ekonom sebut investor lokal perlu jadi 'market maker' perbaiki IHSG

Baca juga: OJK siapkan kebijakan demi jaga stabilitas IHSG

Baca juga: Dirut BEI : Volatilitas IHSG terdampak sentimen global

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025