Jakarta (ANTARA) - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) menyebutkan penggunaan transaksi QRIS pada ekosistem Jalin tumbuh 172 persen pada 2024, turun jika dibanding tahun 2023 yang mencapai 200 persen.
"Untuk tahun 2025, saya belum melakukan prediksi, tapi mungkin yang jelas akan mampu tumbuh di atas 100 persen lagi," kata Direktur Utama Jalin Ario Tejo Bayu Aji dalam acara media gathering di Jakarta, Rabu.
Ario menilai penggunaan QRIS sebagai pilihan sistem transaksi kian masif digunakan oleh masyarakat.
Dalam ekosistem Jalin sendiri, jumlah transaksi QRIS bisa mencapai 3-4 juta transaksi per hari.
Apalagi, menurut Ario, dengan diresmikannya QRIS Tanpa Pindai (QRIS TAP) pada Jumat lalu (14/3), mampu meningkatkan jumlah penggunaan transaksi QRIS di masyarakat.
"Jadi ke depan, Indonesia dengan QR Indonesian Standard (QRIS) ini pasti akan lebih mantap lagi transaksinya. Transaksinya (bertambah) sekitar 500 ribu (transaksi) per hari," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, QRIS TAP yang baru diluncurkan merupakan teknologi yang memanfaatkan Near Field Communication (NFC), sehingga memungkinkan pengguna melakukan transaksi hanya dengan mendekatkan smartphone ke terminal pembayaran tanpa perlu memindai kode QR.
Baca juga: BI: Transaksi ekonomi dan keuangan digital Februari 2025 tetap tumbuh
Ario menambahkan, penggunaan QRIS berpotensi bakal terus meningkat dengan adanya QR Cross-Border di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Baca juga: QRIS TAP resmi diluncurkan! ini 15 Bank dan E-Wallet yang mendukung
"Yang lebih seru lagi kita terus mengembangkan bersama arahan dari Bank Indonesia, mengembangkan QR untuk cross-border. Cross-border saat ini yang sudah dilakukan adalah dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura," ungkapnya.
Baca juga: Anggota DPR: QRIS Tap wondr by BNI jadi inovasi permudah masyarakat
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025