Jakarta (ANTARA) - Kurma merupakan buah yang memiliki keistimewaan tersendiri dan sering dikaitkan dengan bulan Ramadhan. Selain rasanya yang lezat dan kandungan gizinya yang tinggi, mengonsumsi kurma saat berbuka puasa juga merupakan amalan sunah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW menjadikan kurma dan air putih sebagai makanan pertama saat berbuka puasa, yang kemudian menjadi tradisi yang terus dilestarikan hingga kini. Dalam praktik sunnah Rasulullah SAW, mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil memiliki makna yang mendalam serta manfaat tertentu.

Hal ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi ibadah, tetapi juga diyakini memiliki khasiat khusus yang mendukung kesehatan tubuh. Dengan mengikutinya, umat Islam berharap dapat memperoleh manfaat spiritual dan fisik dari amalan tersebut.

Baca juga: BPS: Impor kurma tercatat 16,47 ribu ton pada Februari 2025

Sunnah Rasulullah SAW mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil

Rasulullah SAW dikenal memiliki kebiasaan makan kurma dalam jumlah ganjil. Salah satu contohnya adalah saat beliau mempersiapkan diri untuk salat Idul Fitri. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Nabi tidak pergi untuk melaksanakan salat Idul Fitri sampai beliau memakan beberapa butir kurma dengan jumlah ganjil.

Rasulullah SAW dikenal memiliki kebiasaan makan kurma dalam jumlah ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, atau 9. Kebiasaan ini berkaitan dengan kesukaan beliau terhadap bilangan ganjil, yang dianggap lebih baik dan lebih disukai dalam banyak aspek kehidupan. Bilangan ganjil ini sering kali dipilih oleh Rasulullah SAW dalam berbagai aktivitasnya, termasuk saat berbuka puasa.

Dalam kitab Faidlul Qadir terjemahan Amir Hamzah Fachruddin, Al-Munawi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sering memakan tujuh butir kurma. Hal ini dilakukan karena beliau sangat menyukai bilangan ganjil, yang dianggap memiliki makna khusus. Kebiasaan ini juga tercermin dalam banyak amalan yang beliau lakukan selama hidupnya.

Baca juga: Komunitas: Budi daya pohon kurma di Kediri makin diminati

Rasulullah SAW bahkan tidak pergi untuk melaksanakan salat Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan makan kurma dengan jumlah ganjil merupakan bagian dari tradisi beliau yang sangat dijaga. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Beliau memakannya ganjil." (HR Bukhari).

Beberapa ulama menekankan bahwa meskipun mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil merupakan sunnah, tidak ada kewajiban untuk selalu melakukannya. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan bahwa memakan kurma dalam jumlah ganjil tidaklah wajib ataupun sunnah, kecuali di hari Idul Fitri.

Dengan memahami kebiasaan Rasulullah SAW dalam mengonsumsi kurma, umat Muslim dapat meneladani sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti amalan tersebut menjadi cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah serta menjalankan tradisi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Selain itu, mengonsumsi kurma juga memberikan manfaat kesehatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Buah ini kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh, seperti serat, vitamin, dan mineral, yang dapat mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Baca juga: 10 manfaat kurma untuk kesehatan

Baca juga: 5 jenis kurma terbaik dan termahal di dunia, apa saja?

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025