Jakarta (ANTARA) - Pernah merasa mual, muntah, atau sakit perut setelah makan sesuatu? Jika iya, itu bisa menjadi tanda bahwa makanan yang dikonsumsi telah terkontaminasi dan menyebabkan keracunan makanan.
Tanpa disadari, banyak kebiasaan sehari-hari yang bisa meningkatkan risiko kontaminasi, seperti cara penyimpanan yang kurang tepat, kebersihan alat masak yang tidak terjaga, atau pengolahan makanan yang tidak higienis. Semua faktor ini dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri berbahaya yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Agar lebih waspada, berikut beberapa bakteri penyebab umum keracunan makanan dan cara menghindarinya.
Baca juga: IDAI tekankan konsumsi antibiotik harus berdasarkan resep dokter
1. Bakteri Listeria
Bakteri ini bisa ditemukan dalam produk susu yang belum dipasteurisasi, sayuran yang tumbuh di tanah terkontaminasi, daging olahan, serta makanan kaleng yang sudah rusak. Infeksi listeria bisa menyebabkan gejala seperti flu hingga infeksi serius, terutama pada ibu hamil, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Cara menghindarinya adalah dengan memilih produk susu yang sudah dipasteurisasi, mencuci sayuran dengan bersih, serta menghindari makanan olahan yang sudah berlendir atau berbau tidak sedap.
2. Bakteri Campylobacter
Sering ditemukan pada daging yang tidak dimasak sempurna, sayuran yang terkontaminasi, serta susu dan air yang tidak bersih. Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan yang bertahan hingga dua minggu, disertai demam, nyeri otot, dan diare.
Cara menghindarinya adalah dengan memasak daging hingga matang sempurna, mencuci sayuran sebelum dikonsumsi, dan memastikan air minum dalam kondisi bersih.
3. Salmonella
Bakteri ini sering ditemukan pada telur, daging ayam, serta permukaan dapur yang tidak bersih. Gejalanya meliputi sakit perut, diare, muntah, dan demam tinggi.
Untuk mencegahnya, pastikan memasak makanan hingga matang sempurna, mencuci tangan sebelum dan setelah mengolah makanan, serta membersihkan peralatan dapur dengan baik.
Baca juga: Ahli: Kombinasi ekstrak herbal dan bacaan Al Quran efektif lawan bakteri tifoid
4. E. Coli
Bakteri ini bisa ditemukan pada daging sapi yang kurang matang, sayuran yang tidak dicuci bersih, serta makanan yang terkontaminasi tangan kotor. Infeksi E. coli bisa menyebabkan sakit perut parah, diare berdarah, dan bahkan komplikasi serius.
Hindari konsumsi daging setengah matang, selalu cuci sayuran dengan bersih, dan pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum makan atau memasak.
5. Shigella
Penyakit shigellosis memiliki gejala yang mirip dengan salmonella, tetapi perbedaannya adalah bakteri ini menyerang usus besar, bukan usus kecil. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Shigella yang berasal dari kontaminasi kotoran manusia. Meskipun banyak penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi, shigellosis sering kali langsung terkait dengan kontak dengan kotoran manusia. Yang lebih mengkhawatirkan, bakteri ini bisa resisten terhadap antibiotik, sehingga menjaga kebersihan dan sanitasi sangat penting untuk mencegah infeksi
6. Staphylococcus
Bakteri ini berkembang pada makanan yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruangan, seperti salad, makanan berbasis susu, dan daging olahan. Infeksi ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan diare dalam hitungan jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Untuk mencegahnya, jangan biarkan makanan terlalu lama di luar kulkas, segera simpan makanan yang tidak langsung dikonsumsi, dan hindari makanan yang sudah berbau atau berubah tekstur.
Baca juga: Ilmuwan China identifikasi enam genus baru bakteri Antartika
Baca juga: KKP awasi produk perikanan dari bakteri Escherichia coli saat Ramadhan
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025